Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di posisi Rp 13.460 per dolar AS dibandingkan sama seperti posisi pada penutupan perdagangan kemarin.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG melemah 23,940 poin (0,50%) ke level 4.747,345 mengikuti koreksi bursa-bursa regional. Jatuhnya pasar saham China membuat investor ketakutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG terpangkas 38,947 poin (0,82%) ke level 4.732,338 gara-gara tekanan jual. Dana asing ratusan miliar rupiah ditarik ke luar lantai bursa.
Hampir seluruh indeks sektoral terkena tekanan jual, kecuali saham-saham infrastruktur yang masih bisa menguat. Saham-saham bank memimpin pelemahan dengan koreksi paling dalam.
Mengakhiri perdagangan, Selasa (27/7/2015), IHSG ditutup jatuh 56,529 poin (1,18%) ke level 4.714,756. Sementara Indeks LQ45 ditutup anjlok 12,076 poin (1,49%) ke level 796,444.
Transaksi investor asing hingga sore hari ini terpantau melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 527,324 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 231.788 kali dengan volume 4,552 miliar lembar saham senilai Rp 4,399 triliun. Sebanyak 68 saham naik, 204 turun, dan 85 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia sore ini tak lagi kompak melemah setelah pasar saham Hong Kong ditutup di zona hijau. Investor masih berhati-hati dalam transaksi akibat sentimen dari China.
Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini:
- Indeks Nikkei 225 menipis 21,21 poin (0,10%) ke level 20.328,89.
- Indeks Hang Seng melonjak 444,67 poin (1,83%) ke level 24.796,63.
- Indeks Komposit Shanghai anjlok 62,56 poin (1,68%) ke level 3.663,00.
- Indeks Straits Times berkurang 28,07 poin (0,85%) ke level 3.285,35.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 2.025 ke Rp 47.975, Astra Agro (AALI) turun Rp 1.025 ke Rp 20.475, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 500 ke Rp 83.500, dan BCA (BBCA) turun Rp 450 ke Rp 13.000.
(ang/dnl)











































