Namun ternyata tidak semua emiten mencatat kinerja yang buruk. Ada emiten di sektor properti yang bisa bertahan dengan kinerja positif di tengah lesunya ekonomi.
"Emiten di sektor properti terbantu dengan kenaikan harga (jual properti)," kata Kepala Riset NH Korindo Reza Priyambada kepada detikFinance, Senin (3/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa yang sudah menyampaikan laporan kepada publik mencatat kinerja yang masih bisa tumbuh di tengah perlambatan ekonomi.
Seperti contohnya, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang membukukan penjualan Rp 2,7 triliun, naik dari sebelumnya Rp 2,2 triliun. Labanya juga naik menjadi Rp 507 miliar, dari sebelumnya Rp 345 miliar.
Emiten lainnya adalah PT Megapolitan Development Tbk (EMDE). Perusahaan ini mencatat penjualan Rp 168 miliar, dari sebelumnya Rp 153 miliar. Labanya juga naik dari Rp 27 miliar, menjadi Rp 34 miliar.
Perusahaan properti Grup Lippo juga membukukan kinerja yang masih tumbuh di paruh pertama 2015. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat pendapatan yang naik jadi Rp 4,7 triliun, dibandingkan sebelumnya Rp 4,1 triliun.
Atas penjualan yang naik itu, laba Lippo Karawaci ikut terkerek. Labanya tercatat Rp 1,4 triliun, dibandingkan posisi sebelumnya Rp 889 miliar.
"Sektor properti tak hanya terbantu kenaikan harga. Misalnya properti ada segmen yang kelas menengah bawah ini sensitif dengan adanya kenaikan harga, jadi biasanya mereka mengincar segmen atas," ujarnya.
Namun ada juga beberapa emiten properti yang mencatat penurunan kinerja, di antaranya adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang mencatat penjualan Rp 3,3 triliun, naik dari sebelumnya Rp 2,4 triliun. Tapi labanya turun, dari Rp 2,5 triliun menjadi hanya Rp 1,4 triliun.
Kinerja yang melambat juga dialami oleh PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dengan pendapatan yang turun dari sebelumnya Rp 1,9 triliun menjadi Rp 1,7 triliun. Labanya ikut turun jadi hanya Rp 536 miliar dari sebelumnya Rp 580 miliar.
(ang/dnl)











































