Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur BI, Agus Martowardojo, usai mengajar di SMP Pangudi Luhur, Jalan H. Nawi, Jakarta Selatan, Rabu (26/8/2015).
"Jangan bilang ini krisis, sebab kami punya cadangan US$ 107 miliar, sama dengan 7 bulan impor. Setiap saat ada kebutuhan dolar, selama mencerminkan pasar bisa kami penuhi. Kami yakinkan untuk tidak terjadi volatilitas tidak sehat. Kami ada di pasar. Cadangan bisa jadi shock absorben (penahan guncangan)," papar Agus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal dolar AS yang sudah menembus Rp 14.100, Agus mengatakan, BI bisa siap menjalankan bilateral swap agreement (BSA) dengan negara mitra dagang. Sehingga perdagangan dengan negara mitra dagang tak perlu menggunakan dolar.
"Indonesia ekonominya menjanjikan. Kita pertumbuhan (ekonomi) 3 tahun lalu 6% kemudian turun 5,7%, lalu 5%, lalu 4,7%. Ini masih lebih baik dibanding negara lain," jelas Agus.
(dnl/ang)











































