RUPSLB dilakukan untuk meminta persetujuan pemegang saham terkait rencana perseroan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue sebanyak 1.817.892.144 lembar.
Dari hasil penjualan saham baru itu Adhi Karya dapat dana Rp 2,745 triliun. Dana ini akan dipakai sebagai modal membiayai proyek angkutan massal berbasis rel (Light Rail Transit/LRT) di Jabodebek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang akrab disapa Kiki memastikan tidak akan ada penundaan rights issue. Awalnya, RUPSLB diagendakan pada 27 Agustus dan perdagangan dilakukan pada 10 September namun perseroan memutuskan menunda agenda RUPSLB karena alasan market sedang lesu.
"Kita harapkan tidak ada penundaan lagi," tegasnya.
Terkait harga saham baru, Kiki menyebut kisarannya masih berada pada angka Rp 1.510 sampai Rp 2.400 per lembar.
"Harga masik mengacu pada prspektus sebelumnya," jelasnya.
Kiki menyebut pendanaan LRT sementara diambil dari modal internal. Setelah dana rights issue dikantongi, selanjutnya pembiayaan disokong dari program privatisasi.
"Pendanaan masih modal sendiri sebagai bridging. Setelah itu dana rights issue. Toh waktunya nggak lama antara groundbreaking (9 September) dengan rights issue," ujarnya.
(feb/ang)











































