Penutupan gerai ini dikarenakan sepinya penjualan. Target penjualan tidak terpenuhi sehingga toko-toko ini terpaksa ditutup dan pindah ke lokasi yang lebih prospektif.
Selain itu, tidak diperpanjangnya sewa lokasi juga menjadi salah satu alasan ditutupnya gerai-gerai ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang ditutup itu Guardian dan Starmart, paling banyak Guardian ya. Alasannya sewa nggak diperpanjang atau bisa juga karena lokasi tidak tepat, asumsi (penjualan) tidak sesuai," katanya.
Di samping itu, Arief menjelaskan, sepinya penjualan ini salah satunya terimbas dari aturan Permendag terkait larangan penjualan minuman beralkohol (minol) di mini market.
Wacana pelonggaran penjualan minol di minimarket akan berdampak positif untuk bisa menggenjot penjualan.
"Di Starmart itu impactnya cukup besar. Pelonggaran bisa jual minol lagi itu kan baru rencana, harusnya lebih bagus kalau ada minol, ritel nggak banyak pelarangan itu lebih bagus," ucap dia.
Akibat penutupan 74 gerai tersebut, Arief menyebutkan, perseroan menderita kerugian hingga Rp 32 miliar di semester I-2015. Padahal, di periode yang sama tahun lalu, perseroan masih mencatatkan keuntungan Rp 95 miliar.
Meski demikian, Arief mengaku, tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap para karyawannya.
Pegawai yang bekerja di toko yang ditutup dialihkan ke toko lain yang prospeknya lebih bagus.
"Kita tidak ada porsi PHK, kalau tutup karyawannya kita pindahkan. Ke depan kita fokus ke toko format besar untuk food seperti Giant Extra," jelas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur HERO Stephane Deutsch menambahkan, penutupan toko-toko tersebut merupakan hal yang natural. Apabila tidak menguntungkan, maka perlu dilakukan peninjauan kembali.
"Jadi proses penutupan toko itu natural karena proses natural, kita review itu masih profit atau tidak. Kenapa kinerja bisa negatif karena menutup cukup banyak toko," katanya.
Stephane mengaku, dalam beberapa waktu ke depan kemungkinan masih akan ada penutupan toko namun jumlahnya tidak signifikan.
"Penutupan toko tetap akan datang tapi mungkin tidak signifikan seperti di awal semester pertama tahun ini. Basicly tidak ada format baru, tetapi yang kita lakukan adalah comercial model untuk konsep supermarket," jelasnya.
Untuk tetap bisa bertumbuh dengan baik, Stephane menyebutkan, perseroan akan melakukan berbagai efisiensi seperti pengurangan biaya di beberapa pos tertentu.
"Pertama price perception, leading terhadap harga, kita memperbaiki experience belanja, ini akan membuat belanja kita cukup baik. Efisiensi di cost listrik, air, dan lain-lain," tegasnya.
(drk/ang)











































