Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan bahwa hal itu merupakan hasil perhitungan timnya dengan mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi yang mungkin terjadi hingga akhir 2016.
"Kami melihat nilai tukar rupiah Rp 13.700-13.900/US$ adalah angka yang bisa kita capai sepanjang tahun 2016. Dengan melihat bagaimana sektor riil merespons. Bagaimana reformasi struktural dilakukan dan seterusnya. Jadi perhitungan-perhitungan itu yang harus dijaga agar bisa tercapai," ujar Agus usai Rapat dengan DPR RI, Selasa (22/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Hanura Nurdin Tampubolon mengungkapkan, meski DPR sepakat dengan angka yang datang dari pemerintah tersebut, namun ada sejumlah catatan yang harus dipenuhi pemerintah.
Menurutnya, tak cukup hanya dengan mencapai target posisi rupiah di level Rp 13.900/US$ namun juga harus memastikan posisinya stabil dan tidak naik turun.
"Angka Rp 13.900 masih relevan dengan asumsi kondisi ekonomi βke depan. Tapi catatan kami, pemerintah harus pastikan betul berbagai pembangunan yang saat ini dilakukan benar-benar berjalan tuntas," kata Nurdin.
"Dan nilai itu harus dijaga stabil. Tidak seperti saat ini yang terlalu berfluktuasi sehingga iklim investasi menjadi kurang stabil. Dalam jangka pendek tentu kita butuh dana asing besar untuk pembangunan, dengan nilai tukar yang stabil, kita bisa melakukan perencanaan pembangunan yang terukur," katanya.
(dna/hen)











































