Sudah Overbought, IHSG Rawan Profit Taking

Rekomendasi Saham

Sudah Overbought, IHSG Rawan Profit Taking

Angga Aliya - detikFinance
Senin, 12 Okt 2015 08:46 WIB
Sudah Overbought, IHSG Rawan Profit Taking
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin seharian bergerak di zona hijau. IHSG bertahan di level 4.500 berkat aksi beli di saham-saham unggulan.

Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (9/10/2015), IHSG ditutup 97.911 poin (2,18%) ke level 4.589,344. Indeks LQ45 juga ditutup naik 20,389 poin (2,65%) ke posisi 788.952.

Bursa saham AS ditutup sedikit lebih tinggi pada perdagangan akhir pekan. Penguatan ini didorong oleh menghijaunya Indeks S&P yang juga ditutup menguat berkat sentimen positif dari pasar global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat, Indeks Dow Jones ditutup menguat 33,74 poin (0,20%) ke level 17.084,49. Indeks S&P juga naik 1,46 poin (0,07%) ke level 2.014,89.

Hari ini IHSG diperkirakan masih bisa menguat meski sudah terbatas. Aksi ambil untung sudah membayangi IHSG.

Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:

  • Indeks Hang Seng bertambah 103,89 poin (0,46%) ke level 22.458,80.
  • Indeks Straits Times turun 10,74 poin (0,36%) ke level 2.987,76.

Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Mandiri Sekuritas
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar +97,91 poin (+2,81%) ke 4.589.

Pada perdagangan akhir pekan IHSG berhasil ditutup di atas garis resistance psikologis 4.500. IHSG juga membentuk pola β€œDouble Bottom” yang merupakan pola pembalikan arah (reversal pattern), dengan target teoritis di kisaran area 4.800.

Dari beberapa analisa terdahulu yang telah kami keluarkan, IHSG telah memberikan indikasi β€œbottoming”. Semua ini, terkonfirmasi dan dikuatikan pada penutupan IHSG akhir pekan kemarin bahwa IHSG kembali memasuki uptrend (BULLISH) untuk jangka pendek menengah.

Secara umum, hampir semua saham berada dalam kondisi overbought. Maka strategi terbaik yang dapat dilakukan adalah sell on streghth. Estimasi pergerakan indeks hari ini berada di 4.500 – 4.619

Indeks bursa saham AS, kembali melanjutkan penguatannya dan diikuti oleh indeks bursa Eropa dan Asia yang ditutup menguat signifikan.

Emas ditutup di US$ 1.155 per troy ounce atau 1,53%. Minyak mentah (OIL WTI) ditutup di US$ 49,49 per barel atau -0,36%.

First Asia Capital
Aksi beli berlanjut pada perdagangan akhir pekan lalu seiring penguatan nilai tukar rupiah atas dolar AS hingga 3,4% di Rp3411 (kurs spot), terkuat di pasar Asia. Selama sepekan rupiah atas dolar AS berdasarkan kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) menguat 8,1% di Rp 13.521 dibandingkan akhir pekan sebelumnya di Rp 14.709.

IHSG akhir pekan lalu tutup di 4589,344 menguat 97,911 poin (2,2%), posisi penutupan tertinggi sejak perdagangan 14 Agustus lalu. Selama sepekan IHSG menguat tajam hingga 9,1% terutama ditopang masuknya kembali dana asing ke pasar saham. Selama sepekan terakhir pembelian bersih asing mencapai Rp 2,26 triliun. Nilai transaksi di Pasar Reguler akhir pekan lalu melonjak mencapai Rp 6,44 triliun dibandingkan rata-rata harian tahun ini hanya Rp 4,43 triliun.

Sentimen pasar yang mendorong penguatan rupiah dan IHSG terutama dipicu sentimen eksternal terkait redahnya kekhawatiran pasar atas kenaikan tingkat bunga The Fed akhir tahun ini yang berdampak pada pelemahan dolar AS atas sejumlah mata uang kawasan emerging market dan kenaikan kembali harga komoditas seperti tercermin dari kenaikan harga minyak mentah di AS sepekan kemarin hingga 8,7% hampir berada di US$ 50/barel.

Sementara itu Wall Street akhir pekan lalu masih melanjutkan penguatannya untuk enam hari perdagangan berturut-turut, namun mulai terbatas. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,20% dan 0,07% tutup di 17084,49 dan 2014,89. Selama sepekan indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 3,72% dan 3,26%. Sentimen spekulasi ditundanya kenaikan bunga The Fed tahun ini tampaknya mulai sirna setelah beberapa komentar pejabat The Fed memberikan sinyal sebaliknya, yakni meyakini kenaikan tingkat bunga akan terjadi tahun ini. Pasar juga mulai mengantisipasi rilis laba 3Q15 emiten yang sudah dimulai akhir pekan kemarin.

Memasuki perdagangan awal pekan ini, IHSG diperkirakan akan bergerak konsolidasi setelah lima hari perdagangan menguat. Pergerakan nilai tukar rupiah dan antisipasi pasar atas rilis kinerja 3Q15 akan menjadi katalis pergerakan IHSG. Pekan ini pasar juga menenanti rilis kinerja neraca perdagangan September. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4550 dan resisten di 4620 masih berpeluang menguat namun terbatas karena rawan aksi ambil untung.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads