Aksi Profit Taking Bisa Hambat Laju IHSG

Rekomendasi Saham

Aksi Profit Taking Bisa Hambat Laju IHSG

Angga Aliya - detikFinance
Selasa, 13 Okt 2015 08:47 WIB
Aksi Profit Taking Bisa Hambat Laju IHSG
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin menguat 41 poin berkat ramainya aksi beli investor asing. Dana asing sekitar Rp 300 miliar mengalir masuk lantai bursa.

Menutup perdagangan awal pekan, Senin (12/10/2015), IHSG bertambah 41,363 poin (0,90%) ke level 4.630,707. Sementara Indeks LQ45 menguat 7,921 poin (1,00%) ke level 796,873.

Naiknya harga komoditas mendorong pasar saham Wall Street menguat di awal pekan. Investor masih harap-harap cemas atas laporan kinerja emiten di kuartal III.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow Jones naik 47,37 poin (0,28%) ke level 17.131,86, Indeks S&P 500 bertambah 2,57 poin (0,13%) ke level 2.017,46 dan Indeks Komposit Nasdaq tumbuh 8,17 poin (0,17%) ke level 4.838,64.

Hari ini IHSG diperkirakan masih bisa menguat dengan kisaran yang terbatas. Aksi ambil untung bisa menghambat penguatan IHSG.

Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:

  • Indeks Nikkei 225 melemah 181,90 poin (0,99%) ke level 18.256,77.
  • Indeks Straits Times melemah 15,37 poin (0,51%) ke level 3.016,74.

Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Mandiri Sekuritas
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar +41,36 poin (+0,90%) ke 4.630.

Secara umum, hampir semua saham berada dalam kondisi overbought dan rawan untuk profit taking. Estimasi pergerakan indeks hari ini berada di 4.550 – 4.650

Indeks bursa saham AS kembali melanjutkan penguatannya dan diikuti oleh indeks bursa Eropa dan Asia yang ditutup mixed.

Emas ditutup di US$ 1.163,50 per troy ounce atau 0,68%. Minyak mentah (OIL WTI) ditutup di US$ 47,44 per barel atau -4,14%.

First Asia Capital
IHSG pada perdagangan kemarin kembali menguat untuk enam hari perdagangan berturut-turut, ditutup naik 41,363 poin (0,9%) di 4630,707. Ini merupakan level penutupan IHSG tertinggi sejak perdagangan 10 Agustus lalu. Pemodal kembali mengakumulasi aset beresiko seiring redahnya kekhawatiran kenaikan tingkat bunga The Fed yang berimbas pada penguatan rupiah atas dolar AS. Nilai tukar rupiah atas dolar AS kemarin berada di Rp13466 (kurs Jisdor) atau menguat sekitar 0,41%.

Penguatan IHSG kemarin juga turut dipicu sentimen China setelah pasar berspekulasi bank sentral China (PBoC) akan menurunkan kembali tingkat bunganya atau penurunan rasio reserve requirement. Faktor China ini kembali mengangkat sejumlah harga komoditas yang berdampak positif bagi penguatan saham sektoral berbasiskan komoditas terutama saham sektor tambang logam pada perdagangan kemarin.

Sementara Wall Street tadi malam melanjutkan penguatannya untuk empat sesi perdagangan berturut-turut dalam rentang terbatas. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,28% dan 0,13% ditutup di 17131,86 dan 2017,46. Pasar tengah mengantisipasi rilis laba 3Q15 korporasi yang memberikan indikasi lanjutan atas pemulihan ekonomi negara tersebut. Sedangkan harga minyak mentah tadi malam turun 4,41% di USD47,44/barel yang memicu koreksi di saham sektor energy.

Pada perdagangan hari ini, pasar diperkirakan akan bergerak bervariasi dalam volume yang terbatas setelah enam hari perdagangan berturut-turut mencatatkan penguatan. IHSG diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatan namun terbatas dengan kisaran pergerakan antara 4590 hingga 4650. Membaikya resiko pasar terutama dipicu masuknya kembali dana asing di aset berdenominasi rupiah seiring redahnya resiko capital outflow akan menghadapi tantangan sentimen kinerja 3Q15 emiten sektoral dan outlook perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads