Mengakhiri perdagangan, Kamis (22/10/2015), IHSG ditutup terpangkas 20,664 poin (0,45%) ke level 4.584,562. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 4,275 poin (0,54%) ke level 789,505.
Wall Street berakhir positif dengan penguatan cukup tinggi. Indeks S&P 500 ditutup ke titik tertingginya dalam dua bulan terakhir berkat laporan kinerja keuangan emiten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini IHSG diperkirakan akan menguat dibantu positifnya bursa saham global dan regional. Aksi jual asing diprekirakan sudah mulai berkurang.
Pergerakan bursa-bursa Asia pagi hari ini:
- Indeks Nikkei 225 melonjak 411,54 poin (2,23%) ke level 18.847,41.
- Indeks Straits Times naik 26,15 poin (0,86%) ke level 3.064,26.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
First Asia Capital
Perdagangan saham kemarin berlangsung kurang bergairah dan didominasi aksi ambil untung. Nilai transaksi di Pasar Reguler hanya mencapai Rp3,68 triliun di bawah rata-rata harian tahun ini sekitar Rp4,4 triliun. Setelah mengalami penguatan selama lima hari perdagangan berturut-turut, IHSG kemarin akhirnya tutup di teritori negatif koreksi 20,664 poin (0,45%) di 4584,562. Koreksi IHSG terutama akibat aksi ambil untung atas saham otomotif, pertambangan, dan semen. Sedangkan aksi beli terbatas masih melanda saham perkebunan seiring penguatan harga komoditasnya dan saham properti dan perbankan.
Tipisnyai nilai perdagangan mencerminkan pasar tengah menanti paket kebijakan ekonomi V yang diumumkan kemarin setelah pasar tutup. Sementara pasar saham global tadi malam kembali bergerak bullish merespon positif pernyataan Presiden ECB Mario Draghi yang memberikan sinyal langkah stimulus lanjutan untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi. Pernyataan Draghi tersebut memicu pelaku pasar kembali memburu aset beresiko. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro melonjak 2,47% ke 3353,11. Di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing naik 1,87% dan 1,66% tutup di 17489,16 dan 2052,51. ECB kemarin kembali menahan tingkat bunganya pada level saat ini di 0,05%. Disamping faktor ECB, pasar juga digerakkan dengan rilis laba kuartal tiga sejumlah korporasi dan data penjualan rumah di AS September lalu. Penjualan rumah September lalu di AS naik 4,7% (MoM) dan 8,8% (YoY) mencapai 5,55 juta unit. Dengan dukungan pasar eksternal yang bullish perdagangan saham akhir pekan ini akan kembali berpeluang bergerak di teritori positif.
Sentimen positif pasar juga datang dari domestik merespon Paket Kebijakan Ekonomi V yang diumumkan kemarin terkait insentif pajak bagi korporasi yang akan melakukan revaluasi aset dan dihilangkannya pajak berganda untuk kontrak kolektif dana investasi real estate (DIRE). Saham-saham sektor properti akan diuntungkan dengan kebijakan ini. IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak di kisaran 4560 hingga 4640 berpeluang menguat.
OSO Securities
Sehari menjelang akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami koreksi tipis. Pelemahan terjadi sejalan dengan mayoritas bursa regional yang juga mengalami penurunan. IHSG terlihat sudah mulai kelelahan dan mengakhiri pergerakannya di level 4,584.56 atau turun sebesar 0.45%. Nampaknya investor sudah mulai jenuh beli setelah sempat agresif pada perdagangan sebelumnya.Sikap investor pun yang terlihat wait and see terkait paket kebijakan ekonomi jilid V, menambah sentimen negatif bagi IHSG. Meski asing membukukan net buy sebesar Rp 29 miliar, namun aksi ini belum mampu menjadi penopang bagi IHSG ke zona hijau. Dari sektoral pun mayoritas indeks mencatatkan kinerja kurang baik dimana indeks basic industry tercatat mengalami koreksi cukup dalam yakni sebesar 2.93% diikuti sektor misc industry yang melemah sebesar 1.71%. Hanya empat sektor yang menguat yakni sektor agri, finance, properti dan infrastruktur.
Selain itu, mayoritas bursa Asia juga ditutup mengalami pelemahan di mana Nikkei jatuh sebesar 0.64% ke level 18,435.87 seiring dengan aksi profit taking yang dilakukan investor menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa. Selain Nikkei, indeks Sensex dan Hangseng juga merosot ke zona negative yakni masing-masing turun 0.07% dan 0.63%. Sedangkan China dan ST-Times menunjukkan penguatan sebesar 1.45% dan 0.41%.
Seluruh indeks utama di bursa Wall Street ditutup sumringah berkat kinerja emiten yang membaik. Selain itu, rilisnya data Existing Home Sales MoM September yang naik menjadi 4.7% dari sebelumnya -5.0% serta Bank Sentral Eropa yang mengisyaratkan kesiapannya untuk menyuntikkan lebih banyak stimulus menambah katalis positif bagi pergerakan bursa AS. Dow Jones naik 1.87%, S&P 500 naik 1.66% dan Nasdaq naik 1.65%.
Sama halnya dengan bursa AS, bursa Eropa juga mencatatkan kinerja yang cukup baik dimana mayoritas indeks naik di atas 2%. Indeks CAC 40 mengalami kenaikan sebesar 2.28% dan DAX menguat sebesar 2.48% paling tinggi diantara indeks lainnya. Sedangkan FTSE hanya mampu naik tipis sebesar 0.44%. Kenaikan terjadi setelah ECB mempertahankan suku bunga di 0.05%.
Kami perkirakan IHSG akan bergerak melemah seiring sudah mulai masuknya IHSG di area jenuh beli. Secara teknikal, indicator RSI dan MFI sudah mulai melemah. Selain itu, Stochastic Oscillator menngkonfirmasi deadcross. Kami memprediksikan IHSG akan bergerak di kisaran 4535- 4625.
(ang/ang)











































