Marjin laba bersih naik menjadi 10,1% dari 9,2%. Core profit tumbuh 19,7% menjadi Rp 2,45 triliun dari Rp 2,05 triliun.
"Secara umum kondisi pasar tidak mengalami perubahan setelah hari raya. Kami senang bahwa ICBP dapat mempertahankan pertumbuhan yang sehat, baik dalam segi penjualan maupun laba bersih," ujar Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP Anthoni Salim dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti dikutip detikFinance, Jumat (30/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontribusi penjualan dari divisi mie instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi & makanan khusus dan minuman, masing-masing mencapai sekitar 65%, 18%, 6%, 3%, 2%, dan 6% dari total netto konsolidasi.
Laba Induknya Merosot 45%
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan penurunan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 45,2% menjadi Rp 1,68 triliun di kuartal III-2015, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,07 triliun.
Dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), marjin laba bersih perseroan juga turun menjadi 3,5% dari 6,6% terutama disebabkan oleh rugi selisih kurs yang belum terealisasi sebagai akibat melemahnya nilai tukar rupiah.
Dengan tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs, core profit yang mencerminkan kinerja operasional turun 11,8% menjadi Rp 2,71 triliun dari Rp 3,07 triliun.
"Kondisi makro ekonomi dalam beberapa bulan terakhir cukup memberikan tantangan bagi kami. Melemahnya harga CPO dan nilai tukar rupiah mempengaruhi laba bersih kami, namun core profit hanya turun sebesar 11,8%," ujar Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) Indofood Anthoni Salim.
Meski demikian, penjualan bersih konsolidasian perseroan tumbuh sebesar 1,5% menjadi Rp 47,56 triliun dari Rp 46,88 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kelompok usaha strategis (grup) produk konsumen bermerek CBP, Bogasari, agribisnis, dan distribusi, masing-masing memberikan kontribusi sekitar 50%, 24%, 18%, dan 8% terhadap pendapatan konsolidasian.
(drk/ang)











































