Direktur Keuangan TAXI David Santoso mengatakan, hal tersebut sebagai salah satu peningkatan pelayanan kepada pelanggan.
"Kami tingkatkan efisiensi, termasuk lewat peningkatan infrastruktur. Kebutuhan kami 5.000-6.000 sopir per tahun, sopir kami sekarang 24.000. Kami kemitraan," ujar dia saat ditemui usai membuka perdagangan saham di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (3/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya tidak menampik jika persaingan semakin ketat sejak menjamurnya bisnis layanan ojek online.
"Lebih baik jadi sopir taksi ketimbang jadi layanan transportasi online. Grab juga minta tolong ke kami untuk gunakan taksi kami (GrabTaxi). Itu resmi, wajar. Kita ada Express Now (aplikasi pesan taksi), mau di-upgrade. Tahun depan diluncurkan," jelas dia.
Di samping itu, meskipun beban perseroan meningkat karena ada kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) setiap tahun, tapi perseroan belum akan menaikkan tarif taksinya.
"Lebih baik pertahankan pangsa pasar yang ada. Kenaikan tarif bukan langkah yang bijak. Laba pasti turun, tekanan biaya. Apalagi kenaikan UMR," imbuhnya.
(drk/ang)











































