Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini melemah. Dolar AS berada di Rp 13.630 dibandingkan posisi pada perdagangan sore pekan lalu di Rp 13.533.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun 13,133 poin (0,29%) ke level 4.553,419 akibat kekhawatiran naiknya suku bunga AS. Sentimen ini juga membuat mata uang Garuda loyo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG terkoreksi 69,292 poin (1,52%) ke level 4.497,260 kembali anjlok akibat sentimen dari pasar global.
Indeks sempat jatuh ke titik terendahnya hari ini di 4.491,042. Saham-saham unggulan jadi sasaran aksi jual investor.
Menutup perdagangan awal pekan, Senin (9/11/2015), IHSG anjlok 67,045 poin (1,47%) ke level 4.499,507. Sementara Indeks LQ45 jatuh 15,839 poin (2,02%) ke level 767,990.
Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 87,776 miliar di seluruh pasar.
Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 193.614 kali dengan volume 3,441 miliar lembar saham senilai Rp 4,06 triliun. Sebanyak 65 saham naik, 207 turun, dan 77 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia berakhir mixed setelah siang tadi kompak menguat. Spekulasi soal The Fed naikkan suku bunga bulan depan jadi sentimen negatif.
Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore hari ini:
- Indeks Nikkei 225 melonjak 377,14 poin (1,96%) ke level 19.642,74.
- Indeks Hang Seng turun 140,56 poin (0,61%) ke level 22.726,77.
- Indeks Komposit Shanghai menanjak 56,85 poin (1,58%) ke level 3.646,88.
- Indeks Straits Times berkurang 13,98 poin (0,46%) ke level 2.996,49.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indocement (INTP) turun Rp 1.275 ke Rp 18.475, Merck (MERK) turun Rp 1.000 ke Rp 136.000, Multi Bintang (MLBI) turun Rp 750 ke Rp 8.400, dan Astra Agro (AALI) turun Rp 700 ke Rp 19.325.
(ang/dnl)











































