Dirut BEI: Kata Siapa Broker Terlalu Banyak?

Dirut BEI: Kata Siapa Broker Terlalu Banyak?

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 17 Nov 2015 14:50 WIB
Dirut BEI: Kata Siapa Broker Terlalu Banyak?
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berniat memangkas jumlah perantara perdagangan efek atau broker di pasar modal. Sebab, jumlah broker dinilai terlalu banyak, tidak seimbang dengan jumlah perusahaan terbuka (emiten).

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, mengatakan rasio antara jumlah perusahaan dengan broker di Indonesa kecil, berbeda dengan negara tetangga.

"Kata siapa terlalu banyak? Begini, prinsipnya kita lihat rasio antara jumlah emiten dengan anggota pedagangnya (broker). Kita lihat emiten kita 518, dibanding broker 115, rasionya 4,5 kali. Rasio kita kecil dibanding negara lain, kaya Thailand itu 600 perusahaan dibanding 34 broker, itu 16-18 kali rasionya. Australia 53 kali," ujar Tito, ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (17/11/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Tito, jumlah broker yang terlalu banyak tidak jadi masalah selama mereka kuat di permodalan. Sehingga, BEI lebih mengutamakan penguatan modal broker daripada harus mengurangi jumlah.

"Jadi kita memang mau banyak jumlah emiten, dan memperkuat brokernya. Jadi rasio yang bagus di atas 8-10 kali lah. Tapi kalau brokernya kuat tidak apa-apa. Jadi kita bicaranya penguatan bukan jumlah," jelasnya.

Tito menambahkan, jumlah transaksi harian broker Indonesia lebih tinggi daripada Malaysia. Namun sayangnya, nilai transaksinya lebih kecil.

"Kenapa (nilai transaksi lebih kecil)? Perusahaan (emiten) kita 518 itu hanya 274 perusahaan papan utama. Jadi memang selain broker kita harus diperkuat. Emiten kita size masih kecil, itu PR (Pekerjaan Rumah) saya," ujarnya.

(ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads