Penjualan Rokok BAT Indonesia 2004 Turun 13 Persen
Kamis, 03 Mar 2005 15:50 WIB
Jakarta - Perusahaan rokok asal AS PT British American Tobacco Indonesia (BATI) kembali mengalami penurunan penjualan pada tahun 2004 sebesar 13 persen menjadi Rp 466 miliar dibandingkan tahun 2003 sebesar Rp 535 miliar. Namun penjualan ekspor tembakau justru meningkat 91 persen menjadi Rp 107 miliar dibandingkankan tahun 2003 yang sebesar Rp 56 miliar. Sedangkan secara keseluruhan penjualan bersih tahun 2004 sebesar Rp 573 miliar atau turun 3 persen dibandingkan tahun 2003 yang sebesar Rp 591 miliar. Demikian penjelasan Indrawati Soewito, Sekretaris Perusahaan BATI dalam laporannya ke Bursa Efek Jakarta (BEJ), Kamis,(3/3/2005). Menurutnya, penurunan penjualan rokok terjadi karena adanya penurunan volume produksi sepanjang tahun 2004. Sebaliknya penjualan tembakau mengalami peningkatan karena kualitas daun tembakau yang dikembangkan BATI diminati oleh konsumen. Turunnya penjualan bersih juga membuat perseroan mengalami rugi bersih pada tahun 2004 sebesar Rp 17 miliar dibandingkan tahun 2003 yang mencetak laba bersih sebesar Rp 49 miliar. Selain itu karena menurunnya laba usaha tahun 2004 yang menjadi rugi usaha Rp 23 miliar dibandingkan tahun 2003 sebesar Rp 75 miliar. Menurut Indrawati, kerugian usaha tersebut terjadi disebabkan oleh biaya restrukturisasi sebesar Rp 43 miliar. Hal ini juga karena dampak penurunan volume produksi BATI sekitar 30 persen. Disamping itu juga BATI tidak pernah menaikkan harga produksinya sejak Januari 2003 yang telah menimbulkan tekanan yang sangat berat. Pemegang saham BATI per 31 Januari 2005 adalah British American Tobacco (Investments) Limited 71,11 persen, HSBC-Fund Services Clients A/C 500 sebesar 8,09 persen, BONY II sebesar 7,48 persen dan publik 13,32 persen. Saat ini BATI juga tengah menyelesaikan proses penggabungan usaha dengan Rothmans Pall Mall Indonesia (RPMI) yang akan dimintakan persetujuan kepada BKPM pada 26 Mei 2005 dan penandatanganan akta penggabungan usaha oleh BATI dan RPMI pada 30 Mei 2005. Sebelumnya pada awal tahun 2000 BATI telah mengambil alih 99,99 persen saham RPMI. Pada saat itu RPMI statusnya masih dibawah anak perusahaan BATI dan dua badan hukum yang berbeda. Namun setelah pembelian 0,01 persen saham RPMI dari Adhi Darmawan pada 28 Februari 2005, BATI berencana menggabungkan dua usaha ini untuk tujuan efisiensi.
(qom/)