Mengakhiri perdagangan, Selasa (8/12/2015), IHSG ditutup anjlok 57,210 poin (1,27%) ke level 4.464,182. Sementara Indeks LQ45 ditutup jatuh 13,491 poin (1,73%) ke level 767,736.
Wall Street terkena koreksi menyusul harga minyak yang semakin loyo. Investor khawatir ekonomi global akan terkena imbas dari situasi ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini IHSG diperkirakan masih akan mengalami koreksi. Sentimen negatif datang dari pasar global dan regional juga harga komoditas yang loyo.
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
- Indeks Nikkei 225 anjlok 221,98 poin (1,15%) ke level 19.079,09.
- Indeks Straits Times berkurang 14,13 poin (0,49%) ke level 2.847,06.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Mandiri Sekuritas
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi signifikan di tengah pelemahan bursa saham global. Indeks turun sebesar -57 poin (-1,27%) ke 4.464
IHSG ditutup di bawah 4.500, dan akan kembali menguji support di 4.450 dan support selanjutnya 4.400. Pergerakan IHSG dalam jangka pendek menengah akan bergerak sideways di kisaran 4.400 sampai dengan 4.600.
Estimasi pergerakan indeks hari ini masih berada di 4.450 sampai dengan 4.510
Indeks bursa AS ditutup turun. DJIA -0,43%, S&P500 -0,77% dan Nasdaq -1,48%. Indeks saham di Eropa ditutup turun. Indeks FTSE100 di Inggris -0,14%, sedangkan indeks DAX di Jerman -0,79 % dan CAC di Perancis -0,95%. Dari Asia, Indeks Hang Seng di Hong Kong -0,46 % , indeks Nikkei225 di Jepang -0,98%.
Emas ditutup di US$ 1.072 per troy ounce atau -0,20%. Minyak mentah (OIL WTI) ditutup di US$ 37,21 per barel atau -1,69%.
First Asia Capital
Minimnya insentif positif di saat pasar emerging market tengah tertekan menyusul anjloknya harga minyak mentah dan turunnya kinerja perdagangan China November lalu telah menekan perdagangan saham Selasa lalu. IHSG akhirnya terkoreksi 57,210 poin (1,26%) di 4464,182. Ekspor China November 2015 turun 6,8% (yoy), menandai penurunan lima bulan berturut-turut. Sedangkan impor turun 8,7% (yoy),penurunan untuk 13 bulan berturut-turut. Turunnya kinerja perdagangan China tersebut kembali meningkatkan kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Sebelumnya harga komoditas energi seperti minyak mentah yang anjlok di bawah USD40/ barrel telah menekan pergerakan harga saham berbasiskan komoditas. Pemodal asing mencatatkan nilai penjualan bersih Rp487,87 miliar menandakan resiko capital outflow masih membayangi perdagangan saham. Sementara pasar saham global tadi malam kembali tertekan. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro terkoreksi 0,61% di 3277,21. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing koreksi 0,43% dan 0,77% di 17492,30 dan 2047,62.
Pelaku pasar masih menghadapi kekhawatiran penurunan harga minyak mentah yang berada di USD37,18/barel, koreksi 0,88%. Data Wholesales Inventories November 2015 di AS turun 0,1% (mom) di bawah perkiraan yang naik 0,2% turut memicu koreksi indeks. Sedangkan di pasar emerging market indeks saham The MSCI Emerging Market kemarin koreksi 1,6% terutama dipicu langkah PBoC yang menurunkan kurs referensi Yuan ke 6,414/dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di 6,4078/US dolar. Ini merupakan level terendah sejak Agustus 2011. Pelemahan Yuan ini berimbas pada pelemahan mata uang emerging market termasuk rupiah yang berada di Rp14000/US dolar.
Kondisi pasar saham global dan kawasan yang kurang kondusif tersebut akan kembal berimbas pada perdagangan hari ini. IHSG diperkirakan cenderung bergerak melemah di kisaran 4440 hingga 4510 dibayangi pelemahan rupiah atas dolar AS yang sudah berada di Rp14000.
(ang/ang)











































