Bos Sampoerna: Tahun Ini Tahun yang Berat

Bos Sampoerna: Tahun Ini Tahun yang Berat

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Rabu, 16 Des 2015 11:20 WIB
Bos Sampoerna: Tahun Ini Tahun yang Berat
Foto: Dewi/detikFinance
Jakarta - Produsen rokok merek Dji Sam Soe dan A-Mild, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) masih optimistis untuk bisa terus mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

Memang, tahun 2015 merupakan tahun yang berat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tengah melambat, hal ini tentu berpengaruh terhadap bisnis perseroan.

"Kita tahu tahun ini merupakan tahun yang sulit untuk pertumbuhan ekonomi. Tapi, kami melihat di kuartal ketiga, pertumbuhan ekonomi membaik. Pemerintah telah merilis berbagai kebijakan, salah satunya yang sedang dibahas soal Tax Amnesty. Saya merasa percaya diri soal ekonomi Indonesia ke depan," ujar Direktur Utama HMSP Paul Janelle usai membuka perdagangan saham, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (16/12/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan berbagai kebijakan tersebut, Paul meyakini, jika perekonomian Indonesia ke depan akan membaik. Ini akan mendorong bisnis perseroan menjadi lebih berkembang. Meski demikian, pihaknya masih enggan membeberkan berbagai ekspansi atau pun target kinerja perseroan ke depan.

"Sejauh ini pendapatan kita oke. Kita sangat percaya diri. Investor masih percaya untuk berinvestasi di Indonesia. Saya optimistis," katanya.

Paul mengungkapkan, rencana pemerintah untuk menaikkan cukai roko di tahun depan diharapkan tidak akan menghambat bisnis perseroan ke dpan.

Paul berharap, pemerintah bisa mengkaji kembali kebijakan tersebut.

"Kami concern melihat soal kenaikan cukai rokok. Pemerintah perlu mendengar masukan kami. Ini melibatkan banyak pelaku industri di sektor tembakau," ujarnya.

Namun secara keseluruhan, Paul menambahkan, pihaknya optimistis industri rokok di Indonesia masih akan berkembang. Naik-turunnya bisnis sebuah perusahaan adalah hal yang wajar.

"Kami melihat secara keseluruhan bisnis ini masih bagus, ada naik dan turun memang tergantung ekonomi juga, tapi pasti akan kembali membaik. Selama 25 tahun kami melantai di bursa, kapitalisasi pasar kami menjadi yang terbesar," ungkap Paul.

(drk/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads