Imbasnya, saham-saham di sektor transportasi seperti PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) bergerak volatile, naik-turunnya cukup tajam.
Bahkan, saham BIRD merespons negatif, langsung anjlok, meskipun hari ini kembali naik. Saham TAXI kebalikannya, kemarin-kemarin naik tinggi, hari ini anjlok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana pergerakan saham dua perusahaan taksi tersebut ke depan, jika pemerintah akhirnya mengatur keberadaan taksi online tersebut?
"Bisa jadi sentimen positif. Kalau diatur artinya kan disamakan antara taksi online dan konvensional. Kalau tarif sama, ini jadi sentimen positif buat saham Blue Bird dan Taksi Express," ujar Analis NK Korindo Securities Reza Priyambada kepada detikFinance, Kamis (24/3/2016).
Menurut Reza, pemerintah perlu mengatur keberadaan layanan taksi online agar persaingan usaha bisa lebih 'fair'. Reza menyebutkan, aturan bisa dilakukan dengan mengatur tarif per km atau pun izin trayek.
"Kalau Kemenkominfo kan lebih ke aplikasi, jadi aturannya ada di Kemenhub kalau soal transportasi. Ya memang pemerintah perlu mengatur. Yang perlu diatur itu mengenai izin trayek atau izin tarif, berapa rupiah per km, jadi persaingan yang terjadi sehat, kalau ada yang lebih murah tapi tidak mengikuti aturan, itu namanya jatuhin pasaran. Kalau tarif seragam, ya mereka tinggal persaingan di layanan," papar Reza.
Hingga sore ini, dua saham perusahaan taksi tersebut terus bergerak volatile. Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 15.24 waktu JATS, saham BIRD melesat 9,96% atau 625 poin ke Rp 6.900.
Saham BIRD sempat menyentuh level tertingginya di Rp 7.100 dan terendahnya di Rp 6.200. Frekuensi saham BIRD ditransaksikan sebanyak 442 kali, dengan total volume perdagangan sebanyak 8.157 saham, senilai Rp 5,3 miliar.
Sementara saham TAXI terpantau anjlok. Hingga pukul 15.27 waktu JATS, saham TAXI anjlok 6,22% atau 14 poin ke Rp 211. Saham TAXI sempat menyentuh level tertinggi di Rp 228 dan terendahnya di Rp 207.
Frekuensi saham TAXI ditransaksikan sebanyak 3.472 kali, dengan total volume perdagangan sebanyak 700.200 saham senilai Rp 15 miliar. (drk/ang)