Rugi ini berasal dari selisih kurs yang membengkak 304,4% dari Rp 395,4 miliar di 2014 menjadi Rp 1,599 triliun di sepanjang 2015.
Demikian disampaikan perseroan dalam keterangan resminya, Senin (28/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski pendapatan naik, beban perseroan juga ikut naik sebesar 4,1% dari Rp 23,438 triliun menjadi Rp 24,406 triliun di tahun 2015.
Laba usaha tercatat melonjak 265,2% menjadi Rp 2,362 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 646,8 miliar. Laba usaha ini tergerus oleh tingginya beban lain-lain yang melonjak 59% dari Rp 2,608 triliun menjadi Rp 4,147 triliun di 2015.
Pelanggan Indosat di tahun 2015 meningkat 6,5 juta orang dibandingkan tahun 2014 karena kampanye akuisisi yang agresif setelah persepsi kualitas jaringan meningkat. Penambahan pelanggan utamanya didominasi oleh pengguna data yang mendorong pertumbuhan trafik data 133,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Per tanggal 31 Desember 2015, total utang Indosat naik sebesar 2,3% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014. Pembayaran yang dilakukan dalam tahun tersebut adalah pembayaran cicilan Pinjaman SEK Tranche A, B dan C sebesar US$ 45,0 juta, cicilan Pinjaman HSBC Coface dan Sinosure sebesar US$ 20,1 juta, cicilan Pinjaman Komersial 9 tahun dari HSBC sebesar US$ 4,1 juta, percepatan pelunasan GN 2020 sebesar US$ 650 juta, pelunasan Obligasi VI seri B sebesar Rp 320,0 miliar, pembayaran fasilitas RCF BSMI sebesar Rp 100 miliar, pembayaran fasilitas kredit investasi BCA sebesar Rp 100,0 miliar dan pembayaran pinjaman dari kepentingan non-pengendali PT Artajasa Pembayaran Elektronis (APE) sebesar Rp 15,75 miliar.
Penambahan utang dalam tahun yang sama adalah penarikan fasilitas RCF BCA sebesar Rp 900,0 miliar, penarikan fasilitas RCF BNI sebesar Rp 600,0 miliar, penarikan fasilitas RCF BTMU sebesar Rp 250,0 miliar, penerbitan Obligasi Berkelanjutan Indosat I Tahap II sebesar Rp 2,68 triliun, penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Indosat I Tahap II sebesar Rp 416,0 miliar, penerbitan Obligasi Berkelanjutan Indosat I Tahap III sebesar Rp 794,0 miliar, penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Indosat I Tahap III sebesar Rp 106,0 miliar, USD RCF BTMU sebesar US$ 50,0 juta, USD RCF Mizuho sebesar US$ 60,0 juta, USD RCF Citibank sebesar US$ 30,0 juta, USD RCF DBS sebesar US$ 50,0 juta serta USD RCF ANZ sebesar US$ 100,0 juta.
Ikhtisar Operasional:
Pendapatan Selular meningkat sebesar 12,4% pada tahun 2015, utamanya disebabkan peningkatan pendapatan Data, SMS, Telepon dan VAS yang diimbangi dengan penurunan dari pendapatan interkoneksi. Jumlah pelanggan selular pada akhir tahun 2015 mencapai 69,7 juta pelanggan.
Pendapatan Data Tetap (MIDI) meningkat sebesar 7,0% dibandingkan tahun 2014, utamanya disebabkan adanya peningkatan kapasitas fixed internet.
Pendapatan Telepon Tetap (Telekomunikasi Tetap) meningkat sebesar 2,1% dibandingkan tahun 2014 yang terbantu oleh nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. (drk/hns)











































