Isu tersebut mencuat usai Arifin bersama Direktur Utama Medco Hilmi Panigoro dan Komisaris Utama Medco M Lutfi mendatangi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Senin (28/4/2016) lalu.
Santernya kabar tersebut berimbas positif pada saham Medco. Dari awal berhembus hingga saat ini, saham Medco sudah melesat tinggi hingga 42,26%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah pekan kemarin melesat tinggi, hari ini saham BRMS ditutup anjlok.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (7/4/2016), saham BRMS ditutup anjlok 3,23% atau 2 poin ke Rp 60. Pagi tadi, saham tambang Bakrie ini dibuka naik ke Rp 65 dari posisi kemarin di Rp 62.
Saham BRMS sempat menyentuh level tertingginya hari ini di Rp 66 dan terendahnya di Rp 58. Saham BRMS ditransaksikan sebanyak 6.039 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 9.157.493 saham senilai Rp 56,9 miliar.
Saham tambang Bakrie ini betah bertengger di level Rp 50 alias gocap terhitung sejak 7 Agustus 2015. Pekan lalu, Jumat (1/4/2016), saham BRMS bergerak dari level gocap dan sempat melesat hingga 4%.
Apa kaitannya saham tambang Bakrie dengan isu Newmont?
Berdasarkan situs resmi NNT, para pemilik saham Newmont saat ini adalah empat grup besar yaitu, Nusa Tenggara Partnership B.V (NTP), dari perusahaan nasional ada PT Multi Daerah Bersaing (MDB), PT Pukuafu Indah, dan PT Indonesia Masbaga Investama.
MDB adalah perusahaan patungan Pemprov NTB dengan Grup Bakrie melalui PT Daerah Maju Bersaing (DMB) dan PT Bumi Resources Minerals (BRMS). (drk/hns)











































