Selain itu, sesuai kesepakatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini, Adaro akan membagi dividen final sebesar US$ 75,49 juta atau sekitar Rp 981,37 miliar.
Meski demikian, Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengaku, kondisi industri batu bara saat ini memang sedang sulit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang akrab disapa Boy ini menyebutkan, selain bisa memberikan kontribusi kepada pemegang saham lewat pembagian dividen, pihaknya juga masih melakukan kewajibannya untuk tetap membayar pajak.
"Kita peroleh penghargaan dari Dirjen Pajak. Dalam kondisi sulit kami masih berikan kontribusi pajak yang cukup signifikan bagi negara. Seperti teman ketahui, negara kita sedang dalam proses pembangunan dengan pajak adalah penting," terang dia.
Meski kondisi industri batu bara tengah lesu, perseroan tetap mempertahankan para karyawannya. Hingga saat ini, Adaro Energy tidak melakukan Pemutusan hubungan Kerja (PHK) kepada para karyawannya.
"Memang kami cukup, dan sangat konsisten dalam lakukan usaha batu bara. Kami ingin berikan kontribusi bagi negara dalam partisipasi kami dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga uap. Garis besarnya itu saja. Dan ke depan tentunya saya harap dukungan yang lebih kuat dan lebih banyak dari teman teman karena tidak banyak perusahaan nasional seperti kami yang masih bisa bertahan hidup dan berikan pajak dan sampai saat ini karyawan Adaro Energi tidak ada yang di PHK," pungkasnya. (drk/feb)