"Transaksi harian tahun lalu per hari Rp 450-an miliar, turun tahun ini, rata-rata Rp 424 miliar per hari transaksi di kuartal satu, market belum bagus," ujar Direktur Strategy, Treasury & Retail Mandiri Sekuritas C. Paul Tehusijarana, saat berbincang santai bersama media, di Penang Bistro, Pacific Place, Jakarta, Rabu (4/5/2016).
Dia menjelaskan, perekonomian Indonesia saat ini dinilai belum kondusif, seperti pertumbuhan ekonomi yang di bawah ekspektasi. Kondisi ekonomi makro memang berpengaruh terhadap pergerakan bursa saham di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paul menyebutkan, saat ini pihaknya ingin menjadikan investor ritel menjadi aktif. Dari total jumlah investor Mandiri Sekuritas sebesar kurang lebih 51.000, sekitar 40-45% merupakan investor ritel.
"Kita ingin yang ritel lebih aktif, ini akan menolong, frekuensi trading akan naik," ucap dia.
Untuk mencapai itu, Paul menyebutkan, saat ini Mandiri Sekuritas tengah merampungkan pembentukan online trading bagi nasabah ritel, tidak hanya untuk transaksi saham, namun juga reksa dana, obligasi, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dan lainnya. Saat ini, sistem online trading milik Mansek masih sebatas untuk saham saja.
"Kita akan luncurkan online trading tidak hanya ekuiti tapi bonds, reksa dana, DPLK, untuk diversifikasi, transaksinya bisa online. Ini lagi dirampungkan, dalam waktu dekat akan kita luncurkan," imbuh Paul. (drk/hns)











































