"Harga beras naik, tensi darah saya naik. Ini siang malam gosip impor-ekspor. Saya lebih baik kerja, kerja, kerja. Tidak usah dipikirin," kata Amran di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (BPOPT) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (25/5/2016).
Menurutnya, penyebab naiknya sejumlah kebutuhan pangan di saat persediaan mencukupi harus dilihat secara jernih. Kondisi tersebut dianggapnya sebagai anomali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa waktu sebelumnya, Amran memaparkan, ketersediaan beras saat ini sebesar 7.152.400 ton sedangkan kebutuhannya hanya 5.626.400 ton, jagung ketersediaannya sebesar 3.910.600 ton dengan kebutuhannya 1.750.100 ton, dan bawang merah ketersediaanya sebesar 241.600 ton dengan kebutuhannya hanya 175.600 ton.
"Sementara unggas yakni ayam daging ayam ras ketersediaan di bulan Juni dan Juli sebesar 494.000 ton dan kebutuhannya hanya 234.700 ton. Telur ayam pun kebutuhannya dapat terpenuhi, yakni ketersediaannya sebesar 503.400 ton sedangkan kebutuhannya hanya 253.600 ton," kata Amran. (ang/ang)