Direktur Utama Pindad, Silmy Karim, menjelaskan pada penerbitan tahap awal pihaknya berharap bisa memperoleh dana segar sebesar Rp 300 miliar.
"Itu tahap awal issue bond sebesar Rp 300 miliar. Pelan-pelan saja, kalau banyak peminatnya kita akan naikkan. Industri strategis issue bond bagaimana itu," katanya ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (9/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dana obligasi akan dipakai buat ganti pinjaman ke bank-bank BUMN sebesar Rp 2 triliun," jelasnya.
Sementara untuk bisnis Pindad, sambung dia, pihaknya menargetkan ada kenaikan penjualan di 2016 sebesar 50% dibandingkan tahun lalu. Asumsi tersebut dihitung dari kenaikan anggaran pertahanan pemerintah, serta pasar ekspor senjata yang terus meningkat.
"Target naik 50% dari tahun lalu yang Rp 2 triliun. Paling tidak sampai kuartal I minimum sudah 10%, kita lihat siklus anggaran pemerintah baru final di triwulan ketiga, tapi kalau produksi jalan terus," papar Silmy.
Menurutnya, porsi penjualan terbesar perusahaan plat merah yang berkantor pusat di Bandung ini masih disumbang oleh sektor amunisi.
"Makanya kita investasi di peralatan agar bisa lebih baik dari tahun lalu. Porsi dari sisi 100% penjualan untuk senjata sumbang 20%, kendaraan 30%, yang 50% munisi atau yang paling besar," tutur Silmy. (ang/ang)