Corporate Secretary MAPI, Fetty Kwartati mengatakan, MBA akan menaungi 4 entitas bisnis perusahaan yang bergera di segmen food and beverage (F&B).
"Di bisnis F&B, kami ada 4 anak usaha yang bergerak di sana. Nantinya, 4 perusahaan tersebut akan berada di bawah MBA pengelolaannya," tutur dia dalam paparan publik di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Rabu (22/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, 4 anak usaha yang akan dinaungi oleh MBA adalah PT Sari Cofee Indonesia (SCI) pemegang merek gerai kopi Starbucks. Lalu ada PT Sari Pizza Indonesia pemegang merek Pizza Express. Selanjutnya, PT Premier Doughnut Indonesia (PDI) pemegang merek Krispy Kreme.
Terakhir adalah PT IceCream Indonesia yang memegang dua merek es krim yakni Cold Stone dan Godiva.
Pengembangan usaha ini bukan tanpa tujuan. Perusahaan ingin lini bisnis di segmen F&B lebih fokus dalam mengembangkan usahanya. Dengan adanya MBA, struktur pendanaan diharapkan akan lebih baik.
Harapan tersebut dimungkinkan, karena MBA bisa menggalang dana sendiri untuk kebutuhan permodalannya lewat penerbitan surat utang atau obligasi sehingga tidak perlu lagi bergantung kepada induk usahanya yakni MAP.
"Dengan restrukturisasi ini diharapkan permodalan bisa lebih kuat serta bisnis F&B akan dikelola secara lebih fokus dan mandiri, di mana akan dapat memudahkan untuk memperoleh pendanaan di masa depan," pungkas dia.
Berapa Modalnya?
'Holding Makanan' ini akan menerbitkan surat utang yang hasilnya akan digunakan sebagai modal awal. "Perusahaan akan menerbitkan obligasi zero coupon berjumlah Rp 725 miliar," kata Fetty.
Tak hanya itu, MAPI juga menawarkan saham milik MAP di MBA kepada investor, dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 508 miliar.
Dana yang terkumpul tersebut nantinya akan digunakan untuk mendanai sejumlah rencana pengembangan bisnis anak usaha yang bergerak di industri F&B alias makanan dan minuman.
Dalam rencana bisnis MAPI, sedikitnya akan ada 200 gerai baru yang akan dibuka tahun 2016 ini. Di mana, 50-60 gerai di antaranya adalah gerai F&B. "Tapi memang di kuartal pertama ini belum bertambah banyak," sambung dia.
Untuk memuluskan rencana pengembangan bisnis MBA, perusahaan menggandeng General Atlantic, salah satu perusahan ekuitas global yang berpengalaman dalam pengembangan usaha di segmen F&B.
"Pengalaman General Atlantic yang mendalam di sektor F&B akan memberikan perspektif yang unik untuk bisnis perusahaan," ujar dia. (dna/ang)