Hari ini merupakan puncak kejatuhan pound. Hanya dalam hitungan jam, nilai tukar pound jatuh lebih dari 10% ke level US$ 1,3305. Ini merupakan posisi terendah pound dalam 30 tahun terakhir, tepatnya sejak 1985.
"Kami memonitor perkembangan situasi ini dengan seksama dan akan mengambil langkah-langkah jika diperlukan," kata Bank of England dalam keterangan tertulis yang dikutip BBC, Jumat (24/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun prediksi di Indeks Futures FTSE 100, indeks saham di Bursa London akan jatuh setidaknya hingga 7% setelah hasil voting memutuskan Inggris keluar dari Uni Eropa.
Pound juga melemah 7% terhadap euro, mata uang resmi Uni Eropa. Namun, euro juga terkena imbas dari Brexit dengan melemah 3,3% terhadap dolar AS.
Broker valuta asing (valas) melihat pergerakan pound ini lebih parah dibandingkan saat krisis finansial global pada tahun 2007-2008.
"Saya belum pernah melihatnya seperti ini. Ini adalah pergerakan yang terjadi sekali seumur hidup, lebih parah dari Lehmans (Brothers) dan Black Wednesday," kata Joe Rundle, Kepala Broker ETX Capital.
(ang/dnl)