Sementara laba bersih perseroan turun tipis 2,59% menjadi Rp 539,93 miliar di semester I-2016 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 554,29 miliar.
Perseroan juga mencatat pertumbuhan aset menjadi Rp 64,8 triliun atau tumbuh 3,63%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank Mega menerapkan strategi yang lebih konservatif dalam memberikan kredit, di mana kredit diberikan secara selektif kepada debitur dengan track record baik.
Dalam semester pertama 2016, porrtofolio kedit mengalami penurunan sebesar 10,5% menjadi Rp 30,9 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 34,56 triliun, disebabkan angsuran pelunasan kredit lebih besar dari pemberian kredit baru.
Strategi Bank Mega dalam tahun 2016 adalah memaksimalkan perolehan laba serta menjaga likuiditas yaitu dengan menetapkan posisi LDR pada kisaran 65%-70%.
Dengan kondisi makro yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan pada kredit, maka pencapaian Dana Pihak Ketiga disesuaikan dengan target LDR tersebut.
LDR per 30 Juni 2016 tercatat sebesar 69,08%. Hal ini mengakibatkan Dana Pihak Ketiga mengalami penurunan sebesar 10,1% menjadi Rp 44,4 triliun pada semester I-2016 dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 49,42 triliun.
Bank Mega juga senantiasa melakukan upaya untuk menurunkan cost of fund dengan meningkatkan komposisi dana murah. Hal ini tercermin dengan komposisi dana murah yang menunjukan pertumbuhan 4,07% untuk Giro dan 1.73% untuk tabungan per 30 Juni 2016. (drk/drk)











































