CMO Manulife Raih Penghargaan Tingkat Asia

CMO Manulife Raih Penghargaan Tingkat Asia

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 08 Agu 2016 14:16 WIB
CMO Manulife Raih Penghargaan Tingkat Asia
Foto: Dokumen Manulife
Jakarta - Chief Marketing Officer (CMO) Manulife Indonesia Novita Rumngangun, dianugerahi penghargaan Women Leadership Excellence Award: Asia's 50 Women Leaders dalam ajang "7th CMO Asia Awards for Excellence in Branding and Marketing." Novita menjadi satu-satunya pemenang dari industri asuransi dan orang Indonesia pertama yang meraih penghargaan tersebut.

Penghargaan itu diserahkan dalam upacara penganugerahaan di Singapura pada 4 Agustus lalu. Novita berhasil menyabet penghargaan itu dari 350 finalis yang terdiri atas para ahli pemasaran profesional dari berbagai industri berbeda di 11 negara Asia, termasuk Australia.

"Dijuluki sebagai salah satu pemimpin wanita terbaik di Asia merupakan prestasi luar biasa. Kami sangat bangga dengan pengakuan yang layak ia terima tersebut. Novita tidak hanya orang Indonesia pertama yang berhasil menyabet gelar tersebut, tetapi juga satu-satunya pemenang dari industri di mana perempuan Asia seringkali kurang terwakili dalam peran kepemimpinan," tutur Presiden dan CEO Manulife Asia Roy Gori, akhir pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan, penghargaan itu mengakui peran pemimpin perempuan yang berpengaruh dan strategis dalam pengembangan ekonomi modern. Termasuk mengakui peran yang dimainkan perempuan sebagai pemimpin yang membentuk masa depan bangsa dan negara.

Presiden Direktur dan CEO Manulife Indonesia Indren S Naidoo menambahkan, Novita seorang pemimpin yang kuat dan menjadi sumber inspirasi bagi timnya di Manulife Indonesia.

"Ia panutan bagi para calon pemimpin perempuan dan kemampuannya dalam melakukan mentoring akan membuka jalan bagi lebih banyak perempuan untuk menduduki posisi kepemimpinan di perusahaan," tambah Indren.

Sementara itu, Novita mengaku bahagia bisa menerima penghargaan tersebut. "Saya merasa sangat terhormat dan bersyukur karena dianugerahi penghargaan Women Leadership Excellence ini dan menjadi salah satu dari begitu banyak ahli pemasaran profesional yang memperoleh penghargaan pada tahun ini," tutur Novita.

Menurut dia, penghargaan itu mencerminkan nilai yang diberikan atas kontribusi perempuan terhadap dunia bisnis dan Novita mengaku bangga bisa menjadi bagian di dalamnya.

Kontribusi ke Perusahaan

Roy Gori melanjutkan, penghargaan itu sebagai pengakuan atas prestasi Novita yang aktif dan kreatif dalam mengintegrasikan upaya-upaya perusahaan di mana dia bekerja untuk mencapai hasil terbaik.

Hal senada dikatakan Indren Naidoo. Menurut dia, sebagai CMO Manulife Indonesia, Novita mengawasi keseluruhan aspek branding dan marketing perusahaan.

Ia juga dikenal sebagai pakar pemasaran yang sangat berdedikasi dan memiliki rekam jejak kesuksesan dalam melakukan kampanye pemasaran tradisional maupun inovatif, keahlian Novita terletak pada pengembangan dan pemeliharaan merek (brand) yang memberikan dampak bisnis yang signifikan.

Di bawah kepemimpinannya, Manulife Indonesia berhasil meningkatkan kesadaran mereknya (brand awareness) pada tahun 2015 dan menyabet gelar The Best in Market Driving dan The Best in Social Marketing dalam ajang "Marketing Awards 2014".

Novita memberi kontribusi bagi pertumbuhan Manulife. Selama beberapa tahun ini, kinerja Manulife memang terus meningkat. Tahun lalu, Manulife Indonesia mencatat pertumbuhan bisnis konsolidasi yang meningkat. Pendapatan bersih premi asuransi meningkat 3 % ketimbang tahun 2014. Malah, pada 2014 lampau, premi bisnis baru naik sebesar 15% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 3,2 triliun. Padahal ketika itu industri asuransi mengalami perlambatan minus 2,4%.

Tahun 2015, peningkatan premi didorong kenaikan pendapatan premi lanjutan produk individu dan group saving. Sepanjang 2015, total premi lanjutan melonjak sekitar 16%, yang memperlihatkan tingkat persistensi yang kuat.

Sementara itu, basis nasabah tumbuh 2% menjadi lebih dari 2,2 juta nasabah. Saat ini, Manulife dipercaya nasabahnya untuk mengelola lebih dari Rp 50,2 triliun dana mereka.

Sebelumnya, Direktur Manulife Indonesia Sutikno Sjarif mengatakan, pertumbuhan premi lanjutan merupakan indikasi semakin meningkatnya kepercayaan dan keyakinan nasabah.

Manulife Indonesia juga terus mempertahankan posisi modal yang sangat sehat untuk mendukung keseluruhan operasi bisnisnya dengan Modal Berbasis Risiko atau Risk-based Capital (RBC) sebesar 495%, jauh melampaui batas minimum 120% yang disyaratkan pemerintah.

Selain itu, kata Sutikno, Manulife tetap berfokus pada visinya membantu masyarakat mewujudkan impian dan aspirasi mereka. Perusahaan telah membayarkan klaim asuransi, nilai tunai penyerahan polis, anuitas, dan manfaat lain senilai Rp 5,6 triliun. Menurut dia, hal itu sebagai wujud komitmennya terhadap nasabah.

"Ini juga mencerminkan kualitas layanan dan rekomendasi keuangan yang kami berikan. Sementara itu, peningkatan jumlah nasabah menunjukkan komitmen kami untuk melindungi lebih banyak keluarga Indonesia serta membantu mereka mencapai tujuan keuangan mereka," kata dia.

Pada kesempatan terpisah, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim mengatakan, sampai dengan akhir tahun 2016 ini, pertumbuhan premi industri asuransi jiwa diprediksi bisa mencapai 20% dari total pendapatan premi pada tahun lalu.

Pada tahun lalu, pendapatan premi industri asuransi jiwa mencapai Rp 128,6 triliun atau tumbuh sebesar 5,8% jika dibandingkan pendapatan premi pada 2014 yaitu Rp 121,62 triliun.

Sementara itu, sepanjang kuartal I/2016, industri asuransi jiwa mencatatkan pertumbuhan pendapatan premi sebesar 4,4%. Total pendapatan industri asuransi jiwa mencapai Rp 48,94 triliun atau tumbuh 9,2% jika dibandingkan total pendapatan pada kuartal I/2015 yaitu Rp 44,8 triliun.

Hendrisman mengatakan, total pendapatan industri asuransi jiwa disokong sebesar 70,3% oleh pertumbuhan pendapatan premi yang terdiri dari premi bisnis baru dan premi lanjutan.

Adapun, total pendapatan premi industri pada kuartal I/2016 mencapai Rp 34,4 triliun atau tumbuh 4,4% dari total pendapatan premi pada periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 32,95 triliun.

"Dari total pendapatan premi tersebut, premi bisnis baru berkontribusi sebesar 55,6% atau mencapai Rp19,13 triliun, sedangkan kontribusi dari premi lanjutan sebesar 44,4% sebesar Rp15,28 triliun," kata Hendrisman, baru-baru ini.

Kendati premi bisnis baru merupakan kontributor utama, pertumbuhan premi terbesar justru berasal dari premi lanjutan dengan pertumbuhan sebesar 7,3% secara year on year (yoy), sedangkan premi bisnis baru hanya bertumbuh sebesar 2,2%. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads