Penantian Nasabah Bakrie Life: 8 Tahun Uang Tak Kunjung Dibayar

Penantian Nasabah Bakrie Life: 8 Tahun Uang Tak Kunjung Dibayar

Muhammad Idris - detikFinance
Jumat, 12 Agu 2016 18:55 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Harapan Wahyudi untuk bisa mendapatkan kembali uang ratusan juta rupiah miliknya sepertinya akan sia-sia. Sejak tahun 2008, uangnya nyangkut di PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) karena perusahaan tersebut tak mampu lagi membayar utangnya.

Wahyudi tidak sendirian, dia merupakan satu dari 200-an nasabah Bakrie Life yang pembayaran dana asuransinya terkatung-katung.

"Sudah perjuangan lama sekali tak ada solusi. Mana uang kami, tolong kembalikan, kita beli asuransi di perusahaan keuangan non bank yang diawasi OJK, bukan beli investasi seperti Artha Boga. Prospektusnya jelas," tuturnya ditemui di Hotel Mahakam, Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (12/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di usianya yang sudah kepala 6 ini, dirinya masih berjuang mendapatkan uangnya yang ditanamkan di sarana investasi Bakrie Life.

"Sudah bolak-balik OJK, mereka malah terkesan cuci tangan. Harusnya mereka bantu cari tahu kemana uang kita yang dibelikan untuk obligasi itu. Sesuai prospektus jelas, uang ditaruh di instrumen obligasi 80% obligasi, sisanya variatif, pembayaran macet tanpa alasan jelas," terang Wahyudi.

Selain itu, dirinya juga hadir dalam pertemuan-pertemuan rutin sesama nasabah yang mengalami hal sama. Tuntutannya seragam, yakni harus mengembalikan uang polis asuransi mereka.

"Dulu ketemu ditawari katanya mau jual aset tanah tapi nggak jelas di mana barangnya. Kemudian ditawari pembayaran hanya 6% dalam 2 kali tapi kemudian macet juga. Kemudian ada tawaran lagi tapi didiskon 30%, sebagian nasabah ada yang menerima, tapi macet lagi," ujar Wahyudi.

Nasabah lainnya, Freddy asal Bandung mengalami nasib serupa. Dirinya rela bolak-bolak Jakarta untuk bertemu sesama nasabah Bakrie Life menuntut haknya.

"Kami bukan investasi bodong. Jelas sesuai perjanjian uang kami untuk pembelian obligasi peringkat AA. Kami mau uang obligasi kami kembali," kata Freddy.

Rayuan Bakrie Life

Iming-iming predikat sebagai salah satu perusahaan asuransi dengan peringkat terbaik di Indonesia, membuat Freddy kepincut untuk membeli produk polis asuransi yang ditawarkan PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life).

"Saat itu tahun 2006 Bakrie Life ini salah satu yang terbaik peringkatnya di asuransi. Maka saya nggak khawatir beli polisnya. Sesuai prospektusnya, dana oleh mereka juga dipakai untuk pembelian obligasi peringkat minimal AA," ucap Freddy.

Namun, semuanya berbalik 180 derajat saat krisis ekonomi Asia tahun 2008. Pembayaran dana asuransinya mulai macet. Freddy enggan menyebut berapa dana yang digelontorkannya untuk membeli produk asuransi dari perusahaan Grup Bakrie tersebut.

"Uang kita mulai nggak jelas tahun 2008. Pas krisis Asia itu, yang saham-saham Bakrie juga pada anjlok harganya, dari situ sudah mulai tak ada pembayaran. Manajemen tidak mau menjelaskan ke mana uang kita," tutur Freddy.

Dia pun bersama ratusan nasabah lainnya yang senasib, rutin menggelar pertemuan dengan pihak manajemen Bakrie Life. Beberapa kali dirinya juga ikut keluar masuk kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta kejelasan dana yang ditempatkannya tersebut.

"Saya satu dari sekitar 200 nasabah, total dana yang masih macet itu Rp 270 miliar. Itu pokok polisnya saja loh, kalau dihitung sama nilai manfaat sama denda keterlambatan sudah nggak kehitung dari tahun 2008. Kita minta uang kita kembali, capek saya," ujarnya. (drk/drk)

Hide Ads