Meskipun labanya turun, perseroan membukukan pendapatan pada semester I-2016 tumbuh 8% yoy menjadi Rp 5,1 triliun.
"Ini untuk pertama kalinya kami mencapai Rp 5 triliun dalam periode enam bulan," ujar Presiden Direktur Perseroan Ketut Budi Wijaya dalam keterangan resminya seperti dikutip detikFinance, Senin (15/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapatan divisi Residential & Urban Development menurun sebesar 16% yoy menjadi Rp 1,8 triliun, di mana pendapatan dari Townships naik sebesar 8% yoy menjadi Rp 1,2 triliun.
Pendapatan dari Large Scale Integrated Developments turun sebesar 41% yoy menjadi Rp 610 miliar di mana pengakuan pendapatan berdasarkan persentase penyelesaian konstruksi dari Kemang Village dan St Moritz, Jakarta, turun drastis dibandingkan dengan periode semester pertama tahun 2015. Hal tersebut disebabkan oleh hampir selesainya pembangunan dan penyerahan unit hunian di kedua proyek tersebut.
Sementara itu, pendapatan recurring LPKR terus menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan, bertumbuh sebesar 26% yoy menjadi Rp 3,3 triliun, memberikan kontribusi sebesar 65% terhadap total pendapatan LPKR yang didukung oleh pertumbuhan yang kuat dari divisi Healthcare dan Mal.
Pendapatan divisi Healthcare meningkat 29% yoy menjadi Rp 2,6 triliun, di mana tujuh rumah sakit mapan memberikan kontribusi sebesar Rp 1,4 triliun atau 56% dari total.
Pasien rawat inap tumbuh 19% sedangkan kunjungan pasien rawat jalan meningkat sebesar 21%. Dengan pembukaan rumah sakit baru, Siloam Hospitals Buton, Bau-bau dan Siloam Hospitals Samarinda pada April 2016, Siloam saat ini mengelola 23 rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur lebih dari 5.100. Pembukaan rumah sakit-rumah sakit baru telah dijadwalkan pada semester kedua tahun ini.
Pendapatan divisi Komersial yang terdiri dari Mal Ritel & Hotel, naik sebesar 22% yoy menjadi Rp 346 miliar. Pendapatan Mal naik sebesar 48% yoy menjadi Rp 164 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari Lippo Mal Puri.
Sebagai tambahan, terdapat satu mal baru di Sumatera, Lippo Plaza Jambi dengan luas bersih disewakan (NLA) sebesar 14.960 m2 yang masuk ke dalam portofolio. Pada kuartal kedua 2016, Lippo Malls telah mengelola 44 mal di seluruh Indonesia. Pendapatan Hotels & Hospitality naik sebesar 5% yoy menjadi Rp 183 miliar.
Pendapatan divisi Manajemen Aset meningkat sebesar 16% yoy menjadi Rp 435 miliar, terutama disebabkan oleh membesarnya basis aset yang dikelola serta meningkatnya fee dan pendapatan dividen dari kedua REITS kami yang berbasis di Singapura.
"Model bisnis kami yang seimbang senantiasa dapat menopang kinerja di masa-masa yang penuh tantangan. Pertumbuhan yang sehat dari pendapatan recurring yang terutama ditunjang oleh divisi Healthcare dan Mal Ritel, telah menopang pertumbuhan pendapatan perusahaan secara keseluruhan. Sementara itu, langkah pemerintah untuk implementasi tax amnesty serta kelonggaran dari regulasi LTV yang telah diantisipasi akan turut meningkatkan permintaan properti pada semester kedua tahun ini," paparnya. (drk/ang)











































