Untuk tahun depan, bisakah dolar AS berada di bawah Rp 13.000?
Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, melihat adanya kemungkinan terhadap hal tersebut. Terutama ketika adanya dana besar yang masuk ke dalam negeri akibat dari program pengampunan pajak atau tax amnesty.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sedang ada masuk uang besar itu bisa sekali nilai tukar sampai di bawah Rp 13.000/US$. Tapi itu diyakini sifatnya hanya sementara, karena ini karena masuknya uang, bukan fundamental kita," ujar Agus di Gedung DPR, Kamis malam (1/9/2016).
Gambaran fundamental Indonesia pada tahun depan juga terlihat lebih baik. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan pada rentang 5,1-5,5%, inflasi 4% plus minus 1%, dan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sebesar 2,7%.
Nilai tukar rupiah yang kuat dengan drastis tentunya juga tidak baik terhadap perekonomian. Maka rupiah harus dijaga pada level yang sesuai fundamentalnya. Maka dari itu, rupiah diasumsikan pada rentang Rp 13.200-13.500/US$ tahun depan.
"Kita sudah melakukan studi, kita memang menyampaikan bahwa di 2017 bahwa nilai tukar akan berada di kisaran Rp 13.200-13.500/US$. Dan rentang itu sebetulnya cerminan dari fundamental ekonomi Indonesia," terangnya. (mkl/wdl)