Rupiah Melemah, Darmin: Karena The Fed dan Tax Amnesty

Rupiah Melemah, Darmin: Karena The Fed dan Tax Amnesty

Maikel Jefriando - detikFinance
Rabu, 14 Sep 2016 16:24 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Nilai tukar rupiah berada dalam tren pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir, meski tidak terlalu dalam. Dolar AS sekarang bergerak di level Rp 13.216. Pada pekan lalu masih di kisaran Rp 13.000.

Menko Perekonomian, Darmin Nasution, menyatakan kondisi rupiah dipengaruhi oleh persepsi investor terhadap isu kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS, yaitu Federal Reserve (The Fed).

"Tadinya sampai dengan kemarin orang masih mengira tingkat bunganya The Fed akan naik, tapi hari ini mulai yakin tidak. Kelihatannya tidak, kalau tadinya naik rupiah melemah," terang Darmin, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (14/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sisi lain adalah efek dari realisasi program pengampunan pajak atau tax amnesty yang masih rendah.

"Tax amnesty belum terlalu menggembirakan. Dua itu cukup untuk mendorong, walaupun pelemahan rupiah baru terjadi seminggu terakhir. Sebelumnya menguat. Ya itu fluktuasi, jangan terlalu dihebohkan," paparnya.

Menurut Darmin, tidak perlu ada intervensi yang berlebihan dari otoritas moneter, karena pelemahan rupiah tidak terlalu tajam.

"Belum butuh intervensi dalam waktu seperti ini, walaupun turun itu enggak banyak. Sebetulnya, kalau tax amnesty berhasil baik, pasti rupiah menguat," ungkap Darmin. (mkl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads