Bagaimana hasilnya?
Suku bunga acuan The Fed (Fed Funds Rate) akhirnya diputuskan untuk ditahan pada level 0.5%, tidak berubah dari sebelumya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecenderungan peningkatan suku bunga Fed Funds Rate telah menguat. Akan tetapi, masih menunggu lebih banyak data yang menunjukkan kemajuan bidang ekonomi.
The Fed sendiri menyatakan kegiatan ekonomi AS telah meningkat dan serapan tenaga kerja telah meningkat dengan solid dalam beberapa bulan terakhir.
The Fed pun menyatakan risiko jangka pendek terhadap perekonomian cenderung seimbang. Meski saat ini The Fed belum menaikkan suku bunganya, akan tetapi The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan FOMC Desember 2016 mendatang.
FOMC menyatakan inflasi diharapkan tetap rendah dalam jangka waktu dekat, mengingat risiko volatilitas pasar, perlambatan ekonomi China, dan dampak Brexit.
Berikut sedikit saya jabarkan mengenai indikator ekonomi Amerika:
Tingkat Gross Domestic Product (GDP) Amerika
![]() |
Tingkat GDP Per Kapita AS
![]() |
Tingkat Konsumsi AS
![]() |
Tingkat Pengangguran AS (Dalam 5 tahun terakhir)
![]() |
Tingkat Inflasi AS
![]() |
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan suatu negara, biasanya indikator utama yang dilihat adalah tingkat GDP dari negara itu sendiri. Jika dilihat dari grafik tingkat GDP AS dapat kita simpulkan bahwa adanya perbaikan pada ekonomi Indonesia dalam waktu terakhir ini.
Apalagi jika dilihat dari tingkat GDP per kapitanya, terlihat jelas adanya peningkatan pendapatan pada masyarakat AS. Adanya peningkatan pendapatan masyarakat juga biasanya diiringi oleh peningkatan pada konsumsi masyarakatnya. Peningkatan pendapatan itu juga didukung oleh penurunan tingkat pengangguran di AS dalam 5 tahun terakhir. Artinya ekonomi Amerika sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya jika dilihat dari indikator ekonomi di atas.
Peningkatan yang terjadi pada konsumsi masyarakat biasanya membuat harga–harga barang menjadi meningkat juga, hal inilah yang menyebabkan tingkat inflasi negara itu mengalami peningkatan. Bisa Anda lihat bahwa tingkat inflasi AS masih tinggi.
Untuk menurunkan/menstabilkan tingkat inflasi AS itu, The Federal Reserve berencana untuk menaikkan suku bunganya. Alasannya agar masyarakat mengurangi tingkat konsumsinya dan meningkatkan minat masyarakat untuk menaruh uangnya di bank agar tingkat inflasi bisa diturunkan.
Apa yang terjadi jika The Fed menaikkan suku bunganya pada Desember mendatang? Akankah berdampak terhadap Indonesia?
Kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS dinilai akan berdampak untuk ekonomi Indonesia. Ada dampak jangka pendek dan jangka panjang terkait kenaikan suku bunga bank sentral AS tersebut.
Apa saja dampak tersebut?
Pertama, dikhawatirkan terjadi aliran dana investor asing keluar dari negara berkembang termasuk Indonesia. Artinya dana tersebut kemudian masuk ke Amerika. Investor cenderung mencari imbal hasil yang relatif menguntungkan, kemudian akan membeli aset AS sehingga kemungkinan menjual aset rupiah.
Arus dana keluar akan mengganggu perekonomian Indonesia yang saat ini sedang mencoba untuk berbenah sejak 2015 lalu. Namun, hal tersebut tidak perlu terlalu dikhawatirkan mengingat adanya beberapa sentimen positif di Indonesia dan juga tingkat suku bunga di Indonesia masih jauh lebih tinggi daripada di Amerika.
Kedua, terjadi tekanan terhadap mata uang negara berkembang di Asia termasuk rupiah. Terdapat korelasi antara rupiah dengan IHSG. Biasanya jika rupiah mengalami pelemahan, IHSG juga akan melemah.
Hal ini dikarenakan pelemahan rupiah diiringi oleh dolar AS yang menguat signifikan. Permintaan terhadap dolar yang mengalami peningkatan membuat investor asing beralih sementara ke dalam perdagangan mata uang. Hal ini yang menyebabkan aliran dana dari investor asing keluar dari pasar modal Indonesia. Sehingga menyebabkan IHSG mengalami pelemahan.
Namun, bagaikan 2 sisi mata uang. di balik kemungkinan menguatnya US$ dan kemungkinan melemahnya rupiah, akan menguntungkan Indonesia dari sudut pandang ekspor dan dapat meningkatkan cadangan devisa negara.
Indonesia sendiri, terlepas dari sentimen suku bunga The Fed ini, dinilai masih kondusif bagi aliran dana asing untuk masuk ke Indonesia.
Bagaimana kesimpulannya jika The Fed menaikkan suku bunganya?
Perlu Anda ketahui bahwa pada Desember tahun 2015 lalu The Fed akhirnya menaikkan suku bunga acuan (Fed rate) untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade. Alasannya pada waktu itu adalah ekonomi AS tumbuh pada kecepatan yang moderat.
Pada saat itu The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar seperempat persentase poin menjadi 0,25-0,5%.
Kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Fed pada waktu itu menjadi sentimen pergerakan IHSG pada Desember lalu.
Bagaimana dengan yang terjadi sekarang?
Jika suku bunga The Fed naik, pasar cenderung melemah (seperti yang sudah saya jelaskan di atas). Namun jika kita berkaca pada kejadian tahun lalu, ketika The Fed menaikkan suku bunganya pada Desember 2015 pasar tidak merespon signifikan, dan bahkan pasar saham justru mengalami penguatan.
Alasannya, investor sudah lebih dulu mendiskon rencana kenaikan suku bunga tersebut. Sehingga paska suku bunga di naikkan pasar cenderung menguat.
Lalu apa yang harus kita lakukan jika nanti The Fed menaikkan suku bunganya?
Yang harus Anda lakukan adalah tetap tenang, tetap jalankan rencana trading Anda. Karena meski dalam jangka pendek respon pasar tidak terlalu baik, namun secara jangka panjang kenaikan suku bunga ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Amerika, dan secara langsung juga berdampak terhadap ekonomi Indonesia.
Pastinya ulasan ini bermanfaat untuk Anda !
Salam Profit, (hns/dna)