Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Salyadi Saputra mengatakan, angka ini masih bisa bertambah menjadi Rp 110 triliun hingga akhir tahun, mengingat Pefindo masih memiliki mandat untuk penerbitan obligasi sekitar Rp 50 triliun lagi.
"Tahun ini sampai September saja sudah Rp 65 triliun, dan Pefindo masih mengantongi mandat untuk penerbitan obligasi sebesar Rp 50 triliun. Jadi bisa saja penerbitan obligasi tahun ini bisa sampai Rp 110 triliun. Minimal Rp 100 triliun saya rasa optimis," ujar dia dalam kegiatan workshop wartawan pasar modal di Hard Rock Hotel, Bali, Jumat (30/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tren suku bunga yang rendah memang cenderung mendorong perusahaan untuk berburu sumber pendanaan dari pasar obligasi korporasi. Pasalnya, penurunan suku bunga bisa mengurangi biaya pendanaan atau cost of fund.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2016 ini, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan sebanyak empat kali menjadi 6,5%. Hal ini kemudian membuat pasar obligasi dalam negeri terus mengalami inflow sejak awal tahun.
Hingga September ini, Pefindo telah menguasai 88% pasar obligasi korporasi. Sementara sisanya 12% dipegang oleh perusahaan rating lainnya.
"Tidak seperti pinjam ke bank, meskipun sekarang memang murah. Tapi bank kan bisa saja, setahun di-review lagi tingkat suku bunganya. Pembayaran daripada pokok obligasi juga dilakukan pada akhir tenor obligasi. Sampai September, Pefindo masih menguasai pasar obligasi korporasi. Masih 88%," tukasnya. (drk/drk)