HM Sampoerna Untung Rp 9 Triliun, Naik 19%

HM Sampoerna Untung Rp 9 Triliun, Naik 19%

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Senin, 24 Okt 2016 14:15 WIB
HM Sampoerna Untung Rp 9 Triliun, Naik 19%
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) meraup keuntungan alias laba bersih sebesar Rp 9,081 triliun di sembilan bulan pertama 2016. Laba ini naik 19,6% dibandingkan posisi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 7,596 triliun.

Perusahaan juga melaporkan pendapatan bersih (tidak termasuk cukai) dalam sembilan bulan pertama 2016 sebesar Rp 31,8 triliun, tumbuh sebesar 4,9% dari Rp 30,3 triliun pada periode yang sama di tahun 2015.

Di kuartal III-2016, pangsa pasar produsen rokok A-Mild tersebut mencapai 34,5%, meningkat sebesar 0,4% dari pangsa pasar di kuartal II-2016. Pertumbuhan pangsa pasar ini didorong oleh kinerja yang kuat di segmen sigaret kretek mesin full-flavor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kuartal III-2016, Sampoerna tetap mempertahankan kepemimpinannya di semua segmen, dengan pangsa pasar mencapai 30,1% di segmen sigaret kretek mesin, 38,2% di segmen sigaret kretek tangan, dan 79% di segmen sigaret putih mesin.

"Walaupun saat ini industri tengah berada dalam situasi yang sulit, kami yakin bahwa kami akan melanjutkan keberhasilan kami melalui portofolio merek yang kuat, yang mencakup sejumlah merek andalan kami A Mild, Dji Sam Soe, dan Marlboro," ujar Presiden Direktur Sampoerna Paul Janelle dalam keterangan resminya, Senin (24/10/2016).

Sampoerna mengantisipasi penurunan volume industri hasil tembakau secara keseluruhan sebesar 1 sampai 2% di tahun 2016, yang terutama diakibatkan oleh kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar 15%.

Industri ini diperkirakan masih akan terus mengalami tekanan sehubungan dengan kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar kira-kira 10% yang berlaku rata atas seluruh pelaku industri mulai tanggal 1 Januari 2017.

Beban ini diperkirakan akan mengakibatkan kinerja segmen sigaret kretek tangan terus menurun, seiring dengan peralihan preferensi perokok dewasa dari produk kretek tangan ke kretek mesin.

Pada kuartal III-2016, pangsa pasar Sampoerna di segmen sigaret kretek tangan mengalami penurunan sebanyak 0,8% dari periode yang sama di tahun 2015 menjadi 6,6%.

"Sampoerna memiliki komitmen terhadap segmen sigaret kretek tangan, dan untuk itu, kami melakukan sejumlah upaya untuk menahan laju penurunan di segmen ini, termasuk melakukan inovasi untuk meningkatkan mutu merek Dji Sam Soe dan Sampoerna Kretek, menawarkan harga yang bersaing untuk produk sigaret kretek tangan kami, serta berinvestasi pada merek melalui dukungan pemasaran dan penjualan," tegas Paul.

Meski kinerja portofolio sigaret kretek tangan relatif stagnan, Sampoerna mampu terus menjaga momentum positif dalam segmen sigaret kretek mesin full-flavor, terutama setelah ekspansi geografis yang dijalankan Perusahaan untuk merek U Bold pada tahun 2016.

Perusahaan juga memperkuat portofolio sigaret kretek mesin full-flavor dengan meluncurkan Marlboro Filter Black di 25 kota di Indonesia pada bulan September.

"Perokok dewasa di Indonesia menghargai kretek sebagai produk asli Indonesia. Mereka juga mengakui Marlboro sebagai merek internasional. Dengan peluncuran Marlboro Filter Black, kini perokok dewasa di Indonesia dapat menikmati perpaduan terbaik dari dua hal tersebut. Meskipun saat ini proses peluncuran masih berada di tahap awal, sejauh ini kami telah melihat hasil yang menggembirakan. Kami yakin bahwa produk terbaru kami ini akan menciptakan standar bagi segmen sigaret kretek mesin full-flavor," tutup Paul. (drk/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads