Anak Usaha United Tractors Bidik Proyek Tol Layang Jakarta-Cikampek

Anak Usaha United Tractors Bidik Proyek Tol Layang Jakarta-Cikampek

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 04 Nov 2016 22:40 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Bogor - Direktur Finance & Accounting PT United Tractors Tbk (UNTR), Iwan Hadiantoro, mengatakan anak usaha UNTR, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) tengah membidik proyek jalan tol Jakarta-Cikampek II (elevated). Pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II (elevated) ini merupakan proyek yang digarap dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

"Sekarang ini memang kita lagi proses bidding di proyeknya Jasa Marga. Mereka bikin elevated tol Cikampek. Itu sudah masuk koran kan, cuma itu masih bidding. Kita nggak tahu kita menang atau nggak," ungkapnya dalam Workshop Wartawan Pasar Modal di R Hotel, Ciawi, Bogor, Jumat (4/11/2016).

Namun demikian, ia mengaku sampai saat ini Acset masih fokus pada pembangunan gedung . ACST sendiri telah mendapatkan kontrak baru senilai Rp 2,5 triliun untuk 5 proyek. Di antaranya pembangunan gedung Indonesia 1, Millenium Centennial Center, Kino Office Tower, Apartemen Rajawali Royal, dan Apartemen Sedayu City.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, rendahnya harga komoditas CPO yang menjadi tumpuan pilar bisnis PT United Tractors Tbk (UNTR) dalam beberapa tahun terakhir, mulai membuat anak usaha dari PT Astra International Tbk (ASII) ini melirik bisnis non alat berat, salah satunya adalah konstruksi.

Di konstruksi, UNTR menjalankan usahanya melalui PT Acset Indonusa Tbk. Hingga bulan September 2016 ini, ACST berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1,3 triliun dan laba bersih sebesar Rp 40 miliar.

Namun demikian, dengan kompetisi harga yang ketat di pasar konstruksi membuat emiten alat berat ini tidak dapat berharap banyak pada industri ini.

"Di UT kita selalu lihat kontribusi dari coal verses non calori rated bisnis. Sekarang coal itu 85% kontribusinya terhadap UT. Non coal nya seperti infrastruktur, agri dan lainnya itu cuma 15%. Ke depannya kita mau giring ke arah mgkn 60-40. 60 yang coal related, yang 40 dari sektor lain seperti infrastruktur maupun energi ini," pungkasnya. (hns/hns)

Hide Ads