Pasar saham dunia, Asia, termasuk Indonesia berguguran. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,06% di penutupan sesi I perdagangan. IHSG sempat menyentuh level terendahnya di 5.345,128 dan tertingginya di 5.491,701.
Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai, bursa saham dalam negeri akan semakin merosot jika Donald Trump benar-benar memenangkan Pilpres AS 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"In case IHSG bisa ke 5.200-5.300 di akhir tahun kalau Trump menang. Sementara kalau Hillary yang menang bisa ke 5.600 di akhir tahun," sebut dia kepada detikFinance, Rabu (9/11/2016).
Menurut David, ketidaksukaan para pelaku pasar keuangan terhadap Trump sangat jelas terlihat dari anjloknya pasar saham, tak hanya di AS, termasuk Indonesia.
Pelaku pasar melihat, kebijakan-kebijakan yang akan diambil Trump tidak mendukung kondusifnya perekonomian di AS.
"Secara short term, jelas sekali pasar nggak begitu Trump, sehingga pasar merah. Apakah Trump akan menang? Kita lihat," katanya.
"Kasus terburuknya, Trump akan menang, tapi hidup terus berjalan. Banyak kebijakan Trump ini akan sulit untuk diterapkan dan akhirnya, semua pendukung Trump akan kecewa. Market akan jatuh, namun pasar saham akan kembali rebound," ujar Senior Analis Bahana Securities Harry Shu menambahkan. (drk/dna)











































