Para pelaku pasar banyak yang bereaksi dengan menarik dolar AS dari Indonesia akibat kebijakan yang akan diterapkan Trump di AS dan adanya rencana kenaikan suku bunga acuan AS atau Fed Fund Rate (FFR).
Menurut Kepala Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih, Bank Indonesia (BI) sebagai penjaga stabilitas moneter bisa ikut terjun ke pasar obligasi. BI bisa membeli obligasi di pasar sekunder sehingga membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak terjun lebih dalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika obligasi yang diterbitkan perusahaan tidak banyak dibeli di pasar, maka nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa semakin lemah. Namun, jika BI ikut membeli obligasi maka nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa stabil.
"Karena kalau nanti nggak ada yang beli harganya drop. Supaya harga nggak terlalu turun, BI bisa beli," tutur Lana.
"Kalau begitu kan harga bertahan, sehingga tekanan terhadap rupiah masih aman," tambah Lana. (dna/dna)