'Trump Effect' Bikin Saham Perbankan Berguguran

'Trump Effect' Bikin Saham Perbankan Berguguran

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 14 Nov 2016 17:12 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pasca menangnya Donald Trump dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) terjadi gejolak di pasar keuangan dunia, termasuk di Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua hari belakangan ini mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Saham-saham perbankan berguguran. Sejumlah saham perbankan di BEI mengalami penurunan saat perdagangan sesi I. Beberapa di antaranya adalah harga saham BRI yang turun 5,8%, Bank Mandiri turun 5%, dan BCA 3,4%.

Pada penutupan perdagangan, saham-saham perbankan yang turun cukup dalam di antaranya BBRI turun 7,10%, BMRI turun 4,84%, BBCA turun 2,04%, BDMN turun 5,52%, BBTN turun 5,68%, MAYA turun 3,03%, BJBR turun 5,65%, dan BNGA turun 2,48%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Direktur Utama BEI Tito Sulistio, saham perbankan terkena imbas pertama kali karena spekulasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan AS alias Fed Fund Rate (FFR).

Dengan rencana kenaikan suku bunga acuan AS yang diperkirakan terjadi akhir tahun ini, investor asing ramai-ramai menarik dananya dari pasar modal lewat saham perbankan. Sehingga membuat likuiditas perbankan semakin ketat.

"Jadi kalau misalnya ada aksi short term sementara ketidakpastian posisi kayak gini ramai ditarik uang dari bank dan banyak yang pindah investasi," jelas Tito di Hard Rock Cafe Pacific Place, SCBD, Jakarta Selatan, Senin (14/11/2016).

"Orang cenderung mikir amanin karena lewat bank ada perputaran di situ crash, bank kena dampak duluan," tambah Tito.

Investor asing kemudian menarik dananya dari negara berkembang atau emerging market ke AS dengan adanya rencana kenaikan suku bunga acuan AS.

"Perbankan ini unik kok, semuanya memang uncertainty," tutur Tito. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads