Kata Dirut BEI Soal Pasar Modal yang Sempat Terjun Bebas

Kata Dirut BEI Soal Pasar Modal yang Sempat Terjun Bebas

Wahyu Daniel - detikFinance
Selasa, 15 Nov 2016 16:05 WIB
Kata Dirut BEI Soal Pasar Modal yang Sempat Terjun Bebas
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkena koreksi tajam dalam tiga perdagangan terakhir, dari posisi 5.300-an jatuh sampai ke 5.000-an.

Sebanyak 300 poin lebih hilang hanya dalam hitungan hari. Pemicunya banyak, mulai dari kekhawatiran naiknya suku bunga The Federal Reserve (The Fed) hingga kemenangan Presiden AS Terpilih Donald Trump atau dikenal dengan Trump Effect.

Menurut Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, IHSG sudah tumbuh tinggi bahkan dalam 10 tahun terakhir termasuk indeks dengan pertumbuhan tertinggi dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"IDX (Indonesia Stock Exchange) sampai Kamis kemarin mempunyai growth tertinggi di dunia, bukan Dow Jones. Dia (Dow Jones) high ever internally (rekor internal tertinggi) tidak growth terbesar," ujar Tito dalam pesan singkat kepada detikFinance, Selasa (15/11/2016).

Dalam dua perdagangan terakhir, yaitu Jumat dan Senin IHSG anjlok sangat dalam. Kendati demikian, jika dilihat dari awal tahun sampai kemarin (year to date) IHSG masih tumbuh 13,4%.

"Ini growth kedua terbesar di dunia. Jauh di atas Dow Jones atau bahkan China yang negatif. Pertanyaannya ada apa koreksi ini?" lanjut Tito.

Tito melanjutkan dalam setahun terakhir ini kapitalisasi pasar BEI mencetak rekor tertinggi. Angkanya mengejar Bursa Malaysia dan Thailand.

Menurutnya, frekuensi dan nilai transaksi harian juga naik tinggi. Hal ini mencerminkan likuiditas yang tinggi di BEI.

"Sekarang, Trump Effect secara langsung tidak ada pengaruh, apalagi soal Ahok dan lain-lain. Historycally (secara historis) bahkan Pilpres atau apapun tidak berpengaruh ke index. Amerika juga hubungan dagang kita tidak terlalu besar dibanding dengan China," kata Tito.

"Yang menariknya jumat pagi Hillary Clinton (HC) masih memimpin, mendadak begitu Ohio dan Philadelphia Donald Trump (DT) menyusul, indeks (IHSG) langsung anjlok. Betul asing jual, jadi nggak bisa juga bilang nggak ada hubungan soal DT ini. Asing jual total Rp 7 triliun dua hari," jelasnya.

Asing yang menjual adalah sekuritas asing yang punya portofolio, kata Tito, bukan dana besar. Pembelinya adalah investor domestik.

"Tapi tolong diingat net buy asing masih Rp 28 triliun sesudah dipotong kemarin. Saya ingatkan pasar kemarin, melalui jumpa pers dan lapor ke OJK bahwa berbeda dengan 1998, fundamental perusahaan listed kita masih baik. Growth LQ 45 kuartal 3 masih double digit, artinya setahun bisa di atas 15%," ujarnya.

"Theoritycally (secara teori) IDX masih yang paling menarik didunia. Jadi, investor ritel domestik ternyata cukup berani, cerdas dan membanggakan. Jika hari ini bisa positif di atas 1% mereka bisa berakhir tahun dengan bahagia," tambahnya.

Jadi, menurut Tito, tidak benar jika Dow Jones lebih baik daripada IHSG karena dari sisi pertumbuhan saja masih lebih tinggi IHSG.

"Tidak betul kalau Dow Jones growth lebih baik dibanding kita. Walau ada 'invisible hand' yang mungkin bisa mengubah ini. But in 2 months time? I don't think so," katanya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads