Mengakhiri perdagangan Kamis (24/11/2016), IHSG ditutup rontok 104,373 poin (2,00%) ke 5.107,623. Sementara indeks LQ45 ditutup merosot 21,732 poin (2,49%) ke 851.487.
Analis Bahana Securities Muhammad Wafi menilai, rontoknya IHSG ini disebabkan sentimen negatif dari eksternal. Rencana naiknya suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat menjadi pendorong utama pelemahan IHSG hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip data perdagangan Reuters, sore ini dolar AS bergerak menguat terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam tersebut bergerak di level Rp 13.537 dibandingkan posisi pembukaan pagi tadi di Rp 13.480.
Selain faktor eksternal, Wafi menyebutkan, pelemahan IHSG juga disebabkan oleh naiknya provisi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dari Rp 16 triliun ke Rp 22 triliun.
"Dari internal, provisi BMRI naik lagi," ucap dia.
Untuk diketahui, provisi merupakan alokasi biaya pencadangan yang disiapkan perseroan untuk mengantisipasi tren kenaikan angka kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). Hingga September 2016, NPL Bank Mandiri tercatat 3,81%.
BMRI menjadi salah satu saham yang menyumbang pelemahan IHSG. BMRI masuk dalam jajaran top loser saham sore ini, yang melemah hingga 7,34%.
Untuk pergerakan IHSG besok, Wafi memperkirakan masih akan melanjutkan pelemahan dengan range 5.075-5.150. (drk/hns)