Saat ini, total utang perseroan mencapai Rp 9 triliun. Dari angka tersebut, perseroan telah membayar sebesar Rp 1 triliun. Pembayaran tersebut dilakukan melalui konversi saham. Kesepakatan tersebut sudah disetujui dengan para kreditur. Dari total pembayaran utang Rp 1 triliun tersebut, yang sudah benar-benar terealisasi sampai kuartal III-2016 sebesar Rp 706 miliar.
Demikian disampaikan Direktur Utama BNBR, Bobby Gafur Umar saat Public Expose di Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta, Jumat (25/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bobby, negosiasi dengan kreditur masih berjalan alot, hal tersebut salah satunya lantaran kreditur yang sama juga masih melakukan pembicaraan dengan perusahaan-perusahaan Grup Bakrie lainnya.
"Kreditur yang sekarang sebenarnya nggak terlalu banyak, tapi masing-masing kreditur pegang (utang) besar-besar. Selain itu, mereka juga kreditur yang sama dengan perusahaan Grup Bakrie lain. Restrukturisasi debt bisa selesai kalau Grup Bakrie lain juga sudah selesai," jelasnya.
Sebagai informasi, total utang BNBR di kuartal III-2016 tercatat sebesar Rp 5,72 triliun utang jangka pendek, dan Rp 3,25 triliun utang jangka panjang.
Sementara di periode yang sama tahun lalu, utang emiten produsen baja ini tercatat Rp 6,19 triliun jangka pendek, dan utang jangka panjang sebesar Rp 3,5 triliun.
Sementara jika dari sisi mata uang, di kuartal III-2016 utang dalam rupiah sebesar Rp 250 miliar, dan dalam dolar AS sebesar US$ 672 juta.
"Total utang dalam rupiah menurun sebanyak Rp 225 miliar atau 50%. Sementara total utang dalam dolar AS meningkat sebanyak 1%," ungkap Bobby. (drk/drk)