Direktur Utama BNBR, Bobby Gafur Umar mengatakan, penyebab harga saham perseroan yang belum juga beranjak dari level saham gocap lantaran faktor makro, bukan fundamental perusahaan atau mikro.
"Karena faktor makro, bukan mikro. Kalau faktor mikro, di kami, fundamental sudah semakin kuat. Selain efisiensi, kita juga modernisasi mesin-mesin pabrik supaya efektivitasnya naik, sebelumnya di bawah 90%, sekarang 90-92%," jelas Bobby saat Public Expose di Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta, Jumat (25/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bobby, sebenarnya fundamental perusahaan dianggap sudah lebih baik ketimbang tahun-tahun lalu. Apalagi perseroan terus berupaya mengurangi beban utang lewat sejumlah opsi ke kreditur lewat konversi saham.
"Saya 21 tahun di sini (BNBR). Tahun 2002 saham bahkan turun Rp 15 (per lembar), setelah restrukturisasi naik Rp 758 (per lembar) di 2008. Begitu negara ini sudah kencang (ekonomi), faktor mikro dan makro sudah siap, fundamental kita semakin kuat," ujarnya.
Apalagi, sambungnya, perusahaan masih melihat angin segar dengan banyaknya proyek-pembangkit listrik 35.000 MW pemerintahan saat ini, ditambah dengan ketentuan kewajiban TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).
"Kalau infrastruktur mulai dibangun, nggak perlu jualan ke luar. Dapatkan sebagian dari 30% TKDN saja dari nilai proyek pembangkit yang nilainya US$ 2,4 miliar, kalau dapat US$ 200 juta saja, sudah kenyang. Kita nggak PHP (investor), proyek kita jalan bagus," pungkas Bobby. (drk/drk)