Mengapa demikian?
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, menilai saat ini nilai ekspor Indonesia ke AS tidak terlalu besar, hanya 10-11%. Sehingga pengaruh penguatan dolar AS tidak terlalu signifikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, kata Enggar, dolar AS tidak melulu menjadi patokan perkembangan perekonomian Indonesia. Masih banyak negara lain yang menjadi tujuan ekspor Indonesia yang angkanya lebih tinggi seperti China.
"Jadi kita harus combine dalam suatu based mengenai berbagai jenis mata uang dalam ekspor dan impor kita," ucap dia.
Sebelumnya, Jokowi menyebutkan, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS mendorong penguatan dolar AS terhadap banyak mata uang negara lain di dunia. Kondisi tersebut diproyeksikan akan terus berlanjut ke depannya, di mana seluruh mata uang tetap melemah.
"Dolar akan jalan sendiri. Artinya berarti AS tidak peduli dengan konsekuensi terhadap negara lain. Yang saya tangkap seperti itu," ujar Jokowi. (drk/wdl)











































