Salah satunya adalah Koperasi Pegawai Kementerian Keuangan Arta Sarana Jahtera (ASJ) yang telah menerbitkan MTN dengan nilai Rp 66 miliar. MTN dengan tenor 2 tahun tersebut memiliki bunga 10% dan dananya akan digunakan untuk penyediaan perumahan bagi anggotanya.
Koperasi ASJ juga tercatat sebagai koperasi pertama yang masuk ke pasar modal dengan menerbitkan MTN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kita pilih koperasi-koperasi profesional yang dikelola oleh profesional. Ini kan di bawah Kementerian Keuangan jadi kita sangat yakin," jelas Presiden Direktur Mega Capital Yimmy Lesmana di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2016).
Selain itu, koperasi yang ingin mendapatkan pendanaan dengan menerbitkan surat utang juga harus memiliki laporan keuangan yang sehat. Alur peminjaman dana dari koperasi ke para anggotanya juga harus jelas dan dikembalikan sesuai dengan kesepakatan.
"Dari laporan keuangan kita lihat, dari penyaluran pinjaman. Aset untuk koperasi memang kita lihat, jumlah anggota kita ihat dan kesehatan laporan keuangannya. Semuanya kita lihat," kata Yimmy.
Yimmy menambahkan, potensi penerbitan MTN sebagai instrumen investasi alternatif kian diminati investor. Dengan return yang lebih tinggi dibandingkan produk perbankan, investor berbondong-bondong menginvestasikan dananya di MTN.
"Lebih menarik dengan suku bunga bank. Nasabah yang sudah terbiasa berinvestasi menaruh di instrumen lain dibandingkan di bank," ujar Yimmy. (ang/ang)