Perseroan akan menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebesar 29,1 miliar lembar saham, dengan harga yang ditetapkan sebesar Rp 926,16/lembar. Dengan begitu, dana yang akan dihimpun mencapai Rp 26,9 triliun.
"Berdasarkan nilai ekuitas aset bersih senilai US$ 4,26 miliar, harga konversi ditetapkan Rp 926,16 per lembar saham, dengan menggunakan kurs tukar Rp 13.235," kata Direktur Keuangan PT BUMI Resources Tbk, Andrew Beckham dalam Paparan Publik Tahunan di Hotel Manhattan, Jakarta, Kamis (8/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hasil penerbitan saham baru tersebut, maka BUMI akan mendapatkan tambahan nilai penerbitan saham baru sebesar Rp 26,9 triliun. Kapitalisasi pasar emiten tambang tersebut diperkirakan akan mencapai Rp 38 triliun. Jumlah tersebut didapat dari hasil penerbitan harga saham baru ditambah kapitalisasi pasar saat ini sebesar Rp 11 triliun.
"Kapitalisasi pasarnya pada 6 Desember 2016 itu Rp 11,1 triliun. Nilai saham baru itu Rp 26,9 triliun. Jadi secara periodical, market cap nya akan menjadi Rp 38 triliun," jelas dia.
Selain itu, perusahaan juga akan menambah 3 direktur baru pasca terjadinya restrukturisasi nanti. Tiga direktur ini nantinya akan ditunjuk oleh wali amanat atau pihak yang ditunjuk dari pemegang saham BUMI.
"Nanti kita akan ada tiga direktur baru di manajemen baru perusahaan. Tiga yang baru ini kita harapkan memperkuat tata kelola perusahaan BUMI ke depan," tukasnya.
Untuk diketahui, salah satu rencana restrukturisasi utang BUMI adalah dengan menukar utang dengan saham. Nilai utang kreditur yang akan direstrukturisasi dalam tahap ini sekitar US$ 2,44 miliar. Sebesar US$ 1,81 miliar akan dikonversi menjadi saham. Sisanya US$ 639 juta akan ditukar menjadi Mandatory Convertible Bonds (MCB) atau obligasi wajib konversi dengan jangka waktu tujuh tahun. (drk/drk)











































