Seperti dikutip dari CNBC, Kamis (22/12/2016), posisi dolar Singapura sekarang lebih rendah dari posisinya pada krisis finansial 2009 lalu. Pelemahannya diperkirakan masih akan berlanjut.
Tren pelemahan dolar Singapura terjadi tak lama setelah Donald Trump mengalahkan Hillary Clinton di Pilpres AS. Setelah itu, The Federal Reserve (The Fed) menaikkan tingkat suku bunga acuan menjelang tutup tahun dan tiga kali lagi tahun depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada krisis finansial global lalu, dolar Singapura sempat jatuh melawan dolar AS hingga ke kisaran 1,55. Namun posisi terendahnya adalah 1,85 di 2001 pasca serangan teroris di New York.
Selain itu, ekonomi Singapura juga diprediksi akan melambat tahun ini seperti beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand.
Sementara terhadap rupiah, dolar Singapura sudah melemah 2% hanya di bulan Desember ini saja. Pada 1 Desember nilainya masih Rp 9.498, sementara kemarin sudah turun ke Rp 9.294.
Pada perdagangan hari ini menjelang siang, dolar Singapura berada di posisi Rp 9.287, lebih rendah dari posisi kemarin di Rp 9.318. (ang/dnl)











































