Pasar Obligasi Diprediksi Postif Tahun ini

Pasar Obligasi Diprediksi Postif Tahun ini

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Rabu, 01 Feb 2017 18:26 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Pasar obligasi diprediksi masih bergerak ke arah yang positif tahun ini. Investasi dalam bentuk obligasi masih dinilai positif tahun 2017 ini.

Demikian diungkapkan Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto. Ia mengatakan, pasar obligasi masih positif selama Bank Indonesia (BI) tidak menaikan suku bunga acuannya.

"Pada 2016, Bank Indonesia Rate turun. Kalau BI Rate turun, yield pasti lebih rendah. Pada 2017, kami memang tidak berekpektasi bahwa ada penurunan suku bunga. Tapi selama BI tidak menaikkan bunga, pasar obligasi masih oke," kata Handy di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (1/2/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Handy juga mengatakan, sejumlah katalis positif tahun 2016 masih mempengaruhi pasar obligasi pada tahun ini. Misalnya, yield global bond yang berada pada posisi terendah yang disebabkan pengetatan kondisi moneter global.

"Nilai mata uang masih lemah karena kenaikan Fed Fund Rate. Volatilitas juga kemungkinan akan tinggi tahun ini karena semakin tingginya tingkat ketidakpastian seiring dengan hasil Brexit dan agenda politik di AS dan negara-negara Eropa," jelas dia.

Selain itu, Handy memperkirakan inflasi tahun ini bakal meningkat dibandingkan tahun lalu. Walau demikian, ia optimis pemerintah dan BI dapat menjaga nilai inflasi.

Lebih lanjut ia mengatakan, target inflasi BI tahun ini 4 plus minus 1%. Tahun depan, target inflasi dipatok 3,5% dan pada 2020 mengarah ke 2,5%.

"Kalau pemerintah bisa menjaga inflasi di 2,5%, investor yang mau beli obligasi jangka panjang dengan yield 5 mestinya masih cukup menarik," katanya.

Faktor lainnya yang dapat menjaga kondisi pasar obligasi ialah, credit default swap (CDS) atau premi bagi investor asing yang dinilai dapat turun, serta nilai tukar rupiah terhadap dollar yang berada di Rp 13.400.

"Artinya, asing percaya bahwa fundamental ekonomi kita membaik. Prediksi kami, ada perbaikan di CDS karena Indonesia akan mendapat investment grade dari S&P," tutur dia. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads