Harry Tanoesoedibjo, ketua umum partai PERINDO, sekaligus pengusaha dan sosok yang secara langsung memimpin group MNC ini memiliki 7 perusahaan yang terdaftar dalam PT Bursa Efek Indonesia, antara lain:
PT Media Nusantara Citra Tbk (kode saham MNCN, yang bergerak di bidang industri pertelevisian dan broadcasting, yang mengoperasikan beberapa channel televise seperti contohnya RCTI, MNC TV, dan Global TV dan juga industri media lain seperti comprising radio, media online dan cetak, talent management dan rumah produksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, masih ada 5 perusahaan lainnya, yaitu PT PT MNC Investama Tbk (BHIT), PT Indonesia Transport & Insfrastrukcture Tbk (IATA), PT MNC Land, Tbk (KPIG), dan PT Bank ICB Bumiputera, Tbk (BABP).
Antasari Effect
Saham MNCN merosot -6,18% setelah Antasari sebut keterlibatan Harry Tanoe, dalam lobi kasus korupsi yayasan Bank Indonesia yang menjerat Aulia Pohan Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia pada tahun 2009 silam.
Antasari menyebut bahwa Harry Tanoe sempat memperingatkan dirinya untuk berhati-hati jika Antasari tidak mau kooperatif, untuk tidak menjebloskan Aulia Pohan ke penjara.
Dan, sekitar 2 bulan setelah itu, Antasari dituduh melakukan pembunuhan bos PT Putra Rajawali Bantaran, yaitu Nasrudin Zulkarnain, dan mendekam di kurungan sekitar 8 tahun sampai akhirnya mendapat grasi dari Presiden Joko Widodo.
Benarkah saham MNCN turun karena sentiment tersebut? Apa yang akan terjadi selanjutnya pada saham MNCN dan saham-saham group MNC lainnya seperti BHIT, BMTR, MSKY, IATA, BABP, dan KPIG?
Bagaimana forecast-nya, baik secara teknikal maupun fundamental? Bagaimana jika Anda punya saham ini, apa yang sebaiknya Anda lakukan? Adakah peluang di balik fluktuasi saham tersebut Bagaimana saham MNCN bila dibandingkan dengan saham lain yang sejenis?
Panic Selling
Lima dari tujuh emiten dalam group MNC ditutup melemah, sehari sebelum Pilkada DKI, tepatnya di hari Valentine 14 Februari 2017.
- Saham BHIT / PT MNC Investama Tbk ditutup di level Rp 137 turun 2,14 % per lembar,
- Saham BMTR / PT Global Mediacom Tbk ditutup di level Rp 590, turun 4,07%,
- Saham MNCN / PT Media Nusantara Citra Tbk ditutup di level Rp 1.595, turun tajam 105 poin atau 6,18%.
- Saham IATA / PT Indonesia Transport & Insfrastrukcture Tbk ditutup di level 51, turun 3,77%
- Saham KPIG / PT MNC Land, Tbk ditutup di level Rp 1.420, naik 9,23%
- Saham MSKY / PT MNC Sky Vison, Tbk stagnan sepanjang hari ditutup di level Rp 1.025 per saham.
- Saham BABP / PT Bank ICB Bumiputera, Tbk yang turun 2,74% di level 71.
Apa yang menyebabkan koreksi tajam yang terjadi pada saham MNCN dan BMTR, memang tidak lepas dari respons investor dalam jangka pendek terhadap berita negatif yang muncul terkait keterlibatan Harry Tanoe dalam kasus Antasari Azhar, yang seringkali disebut dengan panic selling.
Panic selling ini, biasanya bersifat jangka pendek. Berita-berita/sentimen jangka pendek seperti inilah yang mempengaruhi fear and greed di pasar, dan membentuk fluktasi harga dalam jangka pendek.
Meski dalam jangka pendek harga saham berfluktuasi, dalam jangka menengah & jangka panjang, harga saham senantiasa mengikuti kondisi fundamental atau kesehatan dari perusahaan tersebut.
Jadi, bagaimana pergerakan harga saham group MNC tersebut dalam jangka pendek dan menengah?
Bagaimana pula kondisi fundamentalnya? Adakah peluang untuk trading jangka pendek, dan peluang untuk investasi jangka panjang?
Peluang Trading Jangka Pendek dan Menengah
Dari 7 saham group MNC tersebut, saya akan ulas 2 saham dari group MNC yang cukup likuid, yaitu saham MNCN, dan juga BMTR, dalam pergerakan jangka pendek, dan jangka panjang, yang juga akan kita bandingkan dengan pesaingnya, yaitu saham SCMA.
Dalam jangka pendek, saham MNCN nampak bergerak dalam trend mendatar dalam range konsolidasi 1.560-1.900 sejak bulan November 2016 sampai saat ini. Hal ini artinya, penurunan harga sebesar -6.18% kemarin, di level 1595, masih dalam batas yang wajar.
Mengapa? Karena pergerakan saham MNCN pasca Antasari Effect masih dalam ruang konsolidasinya, bahkan hampir mendekati area batas bawah 1.560. Bagi trader jangka pendek, kondisi seperti ini seringkali dimanfaatkan untuk buy on weakness.
Namun saya pribadi masih lebih memilih untuk menunggu, melihat jumlah transaksi yang cukup besar pada perdagangan 14 Februari 2017 kemarin, menunjukkan besarnya tekanan jual pada saham ini, dan masih akan berpotensi ada kelanjutan panic selling apabila kasus Antasari vs SBY yang menyeret nama Harry Tanoe masih bergulir.
Bagaimana dengan saham BMTR?
Seperti halnya saham MNCN, saham BMTR saat ini juga masih bergerak stagnan dalam ruang konsolidasi 585-680. Sebenarnya, saya melihat peluang pada saham BMTR ini, khususnya jika ia berhasil melampaui level atap 680, saham ini akan melaju lebih cepat dalam tren naiknya.
Saat ini, sementara masih berada dalam ruang gerak 585-680, saham BMTR masih akan bergerak stagnan dalam masa akumulasinya. Sentimen negatif Antasari Effect, pada saham ini, pun masih wajar.
Penurunan harga sebesar -4.07 % masih berada dalam ruang konsolidasinya. Jika BMTR bergerak di bawah 585, dan jika Anda punya saham ini, boleh Anda kurangi posisi untuk pembatasan risiko, dengan toleransi risiko/harga turun maksimal di level 550.
Bagaimana jika dibandingkan dengan kompetitornya, SCMA?
Apabila dibandingkan dengan saham group MNC seperti MNCN, dan BMTR, secara teknis, SCMA nampak menarik, dengan munculnya pola head and shoulders, seperti yang Anda pelajari dalam Chart Pattern Fun Board, pola ini berpotensi menunjukkan kelanjutan arah harga untuk naik.
Jika SCMA berhasil melewati level resisten 3.000, SCMA bisa capai target berikutnya di level 3.500-4.000, dalam rentang waktu 1-3 bulan terhitung jika level 3000 berhasil dilampaui.
Dengan demikian Anda berpeluang untuk memperoleh keuntungan sekitar 15-33% dari fluktuasi jangka menengahnya.
Bagaimana dengan peluang investasi jangka panjang? Apakah saham group MNC menarik untuk investasi jangka panjang? Bagaimana kondisi fundamentalnya?
Simak dalam ulasan berikutnya, Peluang Investasi Saham MNC after Antasari Effect Bagian 2. (ang/ang)











































