Keluhan Emiten: Banyaknya Saham 'Dipermainkan' Saat Pre-Closing

Keluhan Emiten: Banyaknya Saham 'Dipermainkan' Saat Pre-Closing

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 16 Feb 2017 16:03 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah berupaya membenahi perdagangan saat masa pre-closing. Sebab dalam periode 10 menit jelang perdagangan ditutup, sering kali terjadi perdagangan yang mencurigakan.

Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menyambut baik upaya yang dilakukan oleh BEI. Sebab AEI juga sering mencatat adanya keluhan dari para perusahaan yang tercatat di pasar modal bahwa sahamnya merasa dipermainkan saat pre-closing.

"Memang ada yang laporan, biasanya emiten yang merasa performance-nya baik, tapi kok harganya naik turun dan mereka tidak tahu. Mereka sebenarnya tidak mengeluarkan isu yang fundamental tapi bisa naik turun begitu," kata Direktur Eksekutif AEI Isakayoga saat dihubungi detikFinancem Kamis (16/2/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Isakayoga, naik turunnya harga saham memang tidak merugikan emiten dari sisi material. Namun bergeraknya saham yang tidak wajar membuat citra dari saham tersebut buruk, alhasil investor menjauhkan saham tersebut.

"Itu akan hanya mempengaruhi sahamnya jadi seperti merasa dipermainkan. Kerugiannya lebih ke citranya," terangnya.

Selain itu, pergerakan saham yang tidak wajar juga akan mengganggu aksi korporasi yang akan dilakukan oleh emiten. Seperi misalnya hendak menerbitkan saham baru melalui mekanismen right issue, jika harga saham anjlok maka akan mengganggu penentuan harga jual saham right issue.

"Harga sahamnya saat itu kan menentukan harga untuk right issue. Ada yang mengeluhkan seperti itu, kebetulan mau melakukan corporate action mau right issue jadi terganggu, karena sahamnya jadi naik turun," imbuhnya.

BEI sendiri saat ini tengah menyiapkan beberapa strategi untuk membenahi perdagangan saat pre-closing. Pertama BEI akan menerangi saat jam pre-closing, sebab selama ini investor tidak bisa melihat pergerakan saham saat 15.50-16.00 JATS. Saat gelap gulita itulah pihak-pihak tertentu melancarkan aksinya.

Cara yang kedua, BEI akan mengubah penentuan waktu penutupan secara acak (random closing) yang ditentukan selama periode pre-closing. Penentuan random closing ini lakukan secara acak oleh sistem, BEI pun tidak akan tahu kapan waktu penutupan perdagangan.

Opsi terakhir, BEI akan menghapus sistem pre-closing di pasar modal Indonesia. Sistem pre-closing sebenarnya baru diluncurkan pada pertengahan 2012 yang lalu. Sistem ini guna menentukan harga saham yang tercatat berdasarkan rata-rata beli dan jual pada 10 menit terakhir perdagangan harian. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads