Laba tersebut sekaligus jauh melampaui target laba tahun 2016 yang semula ditetapkan sebesar Rp 750 Miliar atau melonjak 34,91% di atas target.
Perolehan ini dipicu oleh penjualan WIKA (tidak termasuk proyek-proyek Kerja Sama Operasi / KSO) di tahun 2016 yang mencapai Rp 15,67 triliun atau melonjak 15,05% dari penjualan tahun 2015 sebesar Rp 13,62 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo mengatakan bahwa pencapaian laba yang menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah Perseroan merupakan perwujudan dari komitmen WIKA kepada seluruh stakeholders Perseroan.
"Laba Perseroan tahun 2016 yang mencapai 162% dibandingkan tahun 2015 menunjukkan bahwa strategi bisnis yang diterapkan WIKA dalam mencapai sasaran-sasaran koRp orasi sudah tepat. Kami percaya bahwa di tahun 2017 ini kami akan membukukan hasil yang lebih tinggi lagi," tutur Bintang dalam keterangan tertulis, Kamis (23/2/2017).
Di tahun 2017 ini, sambung dia, besaran kontrak dihadapi WIKA ditargetkan sekitar 103 Triliun Rupiah atau sekitar 24% di atas kontrak dihadapi Perseroan tahun 2016 sebesar 83 Triliun Rupiah. Sebelum bulan Februari berakhir kami sudah mendapatkan kontrak baru lebih dari Rp 7 triliun, atau lebih dari 21% dari target kontrak tahun ini, di mana lebih dari 12% kami peroleh di bulan Januari lalu. Pencapaian itu lebih dari 336% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Dengan semakin cepat dan semakin banyaknya WIKA memenangkan kontrak-kontrak baru, kami meyakini bahwa pencapaian penjualan dan laba tahun ini akan lebih baik dari tahun 2016," lanjut Bintang.
Kontrak baru yang dikantongi WIKA di bulan Februari 2017 ini mencapai Rp 9,389 triliun atau telah mencapai 21,71% dari target kontrak baru di tahun 2017 sebesar Rp 43,245 triliun atau naik 336,61% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Saat ditanya mengenai kemampuan WIKA untuk mendanai pemenuhan kontrak-kontrak yang dihadapinya, Direktur Keuangan WIKA, A.N.S. Kosasih menyatakan bahwa WIKA memiliki kondisi keuangan yang sangat sehat dan sedang memroses beberapa terobosan keuangan yang akan semakin memperkuat kemampuan WIKA untuk melaksanakan proyek-proyeknya.
"Setelah berhasil menggalang dana rights issue sebesar Rp 6,15 triliun, WIKA memiliki kesehatan keuangan yang sangat baik. Jika posisi tersebut kami leverage 3 kali hingga 3,5 kali, kami akan memiliki pendanaan sebesar 21 triliun hingga 28 triliun Rupiah. Hal itu, apalagi ditambah dengan revenue yang telah dicapai di akhir tahun 2016 dan akan kami capai di tahun 2017 ini niscaya cukup untuk menjalankan proyek-proyek yang telah kita canangkan di tahun ini," ujar Kosasih.
Di awal tahun 2017 ini, lanjut dia, Wika sedang dalam tahap akhir proses kredit dan dapat dipastikan akan berhasil menggalang dana pinjaman sindikasi sebesar Rp 5 Triliun dengan jangka waktu 3 tahun dan tingkat bunga yang sangat kompetitif.
Setelah itu kami akan langsung memroses penerbitan obligasi Perseroan untuk pertama kalinya. Kami menargetkan penerbitan obligasi sebesar minimum 5 triliun hingga 10 triliun Rupiah dengan jangka waktu minimal 5 tahun hingga 10 tahun.
WIKA juga telah mendapatkan rating Perseroan yang sangat baik dari salah satu lembaga pemeringkat internasional di mana peringkat WIKA jauh di atas perusahaan-perusahaan sejenis di industri.
"Kami yakin obligasi kami akan memperoleh peringkat yang minimal sama atau lebih baik lagi," tegas Kosasih. (dna/dna)











































